Baru-baru ini pemerintah menerbitkan revisi peraturan tentang Penetapan Saat Diperolehnya Dividen dan Dasar Penghitungannya oleh Wajib Pajak Dalam Negeri atas Penyertaan Modal pada Badan Usaha di Luar Negeri selain Badan Usaha yang Menjual Sahamnya di Bursa Efek yang tertuang dalam PMK-93/PMK.03/2019 (PMK-93). Di dalam beleid tersebut terdapat beberapa perubahan basis dan mekanisme penghitungan atas Deemed Dividend, salah satunya penghitungan Deemed Dividend atas penyertaan saham secara langsung. Contoh penghitungan Deemed Dividend atas penyertaan saham secara langsung dengan mekanisme terbaru (sesuai PMK-93) dapat dilihat pada contoh soal berikut:
PT ABC merupakan Wajib Pajak dalam negeri di Indonesia yang memiliki penyertaan modal langsung kepada XYZ Company Limited, Singapura sebesar 70% per akhir tahun pajak 2018. Saham yang dimiliki XYZ Company Limited, Singapura tidak diperdagangkan di bursa efek setempat.
PT ABC merupakan Wajib Pajak dalam negeri di Indonesia yang memiliki penyertaan modal langsung kepada XYZ Company Limited, Singapura sebesar 70% per akhir tahun pajak 2018. Saham yang dimiliki XYZ Company Limited, Singapura tidak diperdagangkan di bursa efek setempat.
Batas waktu penyampaian SPT Tahunan PPh untuk tahun pajak 2018 di Singapura adalah 31 Mei 2019. Dengan demikian, saat diperolehnya Deemed Dividend bagi PT ABC atas penyertaan modalnya pada XYZ Company Limited, Singapura adalah 30 September 2019. (Pasal 3 PMK 107/PMK.03/2017 stdtd. PMK 93/PMK.03/2019). Nilai kurs USD terhadap Rupiah yang berlaku per 30 September 2019 adalah Rp11.500,00/USD.
Maka besarnya Deemed Dividend tahun 2019 yang diperoleh PT ABC tahun 2019 adalah:
= 70% x (USD 100,000.00 – USD 25,000,00 – USD 5,000.00)
= USD 49,000.00
Deemed Dividend tersebut wajib dilaporkan oleh PT ABC dalam SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2019 sebesar:
= USD 49,000.00 x Rp11.500,00/USD
= Rp563.500.000,00