Setelah didera pandemi covid-19 selama kurang lebih 2 tahun, perekonomian Indonesia perlahan mulai bangkit. Banyak bidang usaha mulai menggeliat dan kemampuan ekonomi masyarakat pun makin membaik. Hal ini ditunjukkan oleh tingginya penerimaan pajak sektoral yang diungkapkan Menteri Keuangan, Sri Mulyani, dalam event konferensi pers bertajuk APBN KITA Oktober 2022 pada tanggal 21 lalu. Hal ini tentu secara tidak langsung memberikan gambaran bahwa kinerja pajak sektoral mulai membaik.
Lonjakan Pertumbuhan Melampaui Tahun Sebelumnya
Pajak sektoral sudah mengalami kenaikan tahun lalu saat perekonomian negara mulai pulih. Namun, penerimaan pajak tersebut kembali menunjukkan pertumbuhan tahun ini. Selain karena perbaikan ekonomi, peningkatan kinerja pajak sektoral ini didukung juga oleh pemulihan harga komoditas yang naik, serta bauran kebijakan.
Meskipun menunjukkan peningkatan kumulatif, beberapa sektor seperti konstruksi dan real estat serta informasi dan komunikasi mengalami kontraksi pada bulan September. Salah satu penyebabnya adalah perubahan model pemungutan PPN.
Rincian Penerimaan Pajak sektoral
Penerimaan pajak sektoral tertinggi periode Januari-September 2022 datang dari sektor industri pengolahan yang mengalami peningkatan sebanyak 47.4%. Untuk periode September saja, sektor ini meningkat sebanyak 35.3%. Total kontribusi yang diterima adalah 29.8%. Tempat kedua diduduki oleh lapangan usaha industri yang melonjak sebanyak 62.5% dengan pertumbuhan 35.3% di bulan September.
Sementara itu, bidang usaha jasa keuangan dan asuransi mengalami kenaikan setelah tahun lalu mengalami kontraksi. Kenaikan sampai bulan September 2022 tercatat sebanyak 15.4% dengan kontribusi sebanyak 10.8%. Penerimaan terbesar selanjutnya datang dari sektor pertambangan. Kinerja kumulatifnya tercatat mencapai angka 199.8% dengan kenaikan 52% pada bulan September. Nilai kontribusi sektor pertambangan adalah sebesar 8.8%.
Bidang usaha konstruksi dan real estat mengalami kontraksi sampai -7.5% di bulan September. Menkeu menuturkan, walaupun sektor ini masih menunjukkan peningkatan secara kumulatif sebesar 7.8%, harus tetap diwaspadai apakah sudah cukup kuat untuk bangkit. Konstruksi dan real estat adalah salah satu bidang yang terdampak cukup berat akibat pandemi, pungkas Sri Mulyani.
Bidang usaha informasi dan komunikasi juga mengalami kontraksi di bulan September di posisi -2.2%. Untuk kinerja kumulatif, sektor ini mengalami kenaikan sebanyak 16.2%. Kontraksi diakibatkan adanya pembayaran PPN dari penjualan aset bulan September 2021 yang tidak berulang.
Dua sektor lainnya adalah transportasi dan pergudangan serta jasa perusahaan. Kenaikan kumulatif masing-masing adalah 26.1% dan 22.9%.