Melalui Konferensi Pers APBN Kita Edisi September 2023, Sri Mulyani memaparkan bahwa penerimaan pajak masih mengalami pertumbuhan positif, yakni sebesar 6,4%. Pertumbuhan tersebut melambat jauh jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 58,1%.
“Penerimaan kita terlihat pertumbuhannya melambat. Ini jauh lebih rendah dari pertumbuhan tahun lalu yang mencapai 58,1%, tentu saja karena tahun lalu di drive oleh kenaikan berbagai komoditas dan pemulihan ekonomi dari basis yang sangat rendah di tahun 2021” jelas Sri Mulyani.
Hingga Agustus 2023, jumlah penerimaan pajak mencapai Rp1.246,97 Triliun atau 72,58% dari target. Dari total yang telah direalisasikan, penerimaan terbesar berasah dari PPh Non Migas yakni Rp708,23 T. Disusul PPN dan PPnBM sebesar Rp447,58 T, PPh Migas Rp49,51 T, dan PBB serta pajak lainnya Rp11,64 T.
Meskipun tumbuh positif, Sri Mulyani menyebutkan pemerintah akan tetap waspada, melihat tren pertumbuhan yang semakin melambat sejak Januari 2023. Dalam paparannya, disebutkan bahwa ke depan, penerimaan pajak akan mengikuti fluktuasi variabel ekonomi makro, terutama harga komoditas, konsumsi dalam negeri, belanja pemerintah, aktivitas impor dan variabel lainnya.