
Sumber: Youtube Kementerian Keuangan
Hingga akhir Oktober 2025 , Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi penerimaan pajak neto tercatat mencapai Rp1.459,03 triliun. Angka ini setara dengan 70,2% dari target yang ditetapkan dalam outlook APBN tahun anggaran 2025, yang dipatok sebesar Rp2.076,9 triliun.
"Secara neto, sampai dengan akhir Oktober sudah terkumpul Rp1.459,03 triliun, sekitar 70,2% dari outlook lapsem (laporan semester)," ujar Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi November 2025 di Jakarta, Kamis (20/11/2025).
Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, kinerja penerimaan pajak tahun ini menunjukkan adanya kontraksi. Pada periode Januari hingga Oktober tahun sebelumnya, pemerintah berhasil mengumpulkan penerimaan pajak sebesar Rp1.517,5 triliun.
Berdasarkan data Kemenkeu , mayoritas komponen utama penerimaan pajak mengalami pertumbuhan negatif atau kontraksi secara tahunan (year-on-year/yoy). Berikut adalah rincian kinerja berdasarkan jenis pajaknya:
Pertama, Pajak Penghasilan (PPh) Badan. Realisasi penerimaan dari PPh Badan tercatat sebesar Rp237,56 triliun. Angka ini menunjukkan penurunan atau kontraksi sebesar 9,6% (yoy) jika disandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024. Penurunan ini menjadi salah satu faktor penekan kinerja penerimaan secara keseluruhan.
Kedua, PPh Orang Pribadi dan PPh Pasal 21. Kelompok pajak ini mencatatkan realisasi sebesar Rp191,66 triliun. Kinerja ini mengalami kontraksi yang cukup dalam, yakni -12,8% (yoy).
Ketiga, PPh Final, PPh Pasal 22, dan PPh Pasal 26. Kelompok pajak ini mencatatkan realisasi sebesar Rp275,57 triliun. Meskipun angkanya cukup besar, secara pertumbuhan tercatat mengalami penurunan -0,1% dibandingkan tahun lalu.
Keempat, PPN dan PPnBM. Realisasi PPN dan PPnBM tercatat sebesar Rp556,61 triliun dengan kontraksi sebesar 10,3% (yoy). Terkait penurunan ini, Suahasil menyoroti faktor pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang signifikan.
Satu-satunya komponen yang mencatatkan pertumbuhan positif yang signifikan adalah Pajak Lainnya, yang berhasil tumbuh 42,3% dengan realisasi mencapai Rp197,61 triliun.
