Hingga bulan Juni 2023, penerimaan pajak telah mencapai Rp970,20 triliun atau 56,47% dari target APBN. Meskipun tetap tumbuh, kinerja pertumbuhan hingga akhir semester I tercatat mengalami perlambatan.
“Kalau kita lihat kinerja penerimaan pajak semester satu masih terjaga tumbuh positif, tapi rate of growth-nya terus mengalami normalisasi atau penurunan,” ungkap Sri Mulyani, Senin (24/07/2023) lalu.
Pertumbuhan pada bulan Juni 2023 jika dibandingkan year on year adalah sebesar 9,9%. Pertumbuhan tersebut melambat drastis jika dibandingkan dengan awal tahun 2023, yang pertumbuhannya mencapai 48,7%.
Dalam Konferensi Pers APBN Kita Edisi Juli 2023, Sri Mulyani memaparkan terdapat beberapa faktor yang mengakibatkan lambatnya pertumbuhan di bulan Juni. Pertama, adanya Program Pengungkapan Sukarela di tahun 2022 meningkatkan jumlah penerimaan PPh Final tahun lalu. Dengan berakhirnya program tersebut, penerimaan PPh Final di bulan Juni 2023 mengalami kontraksi sebesar 47%.
Faktor lainnya adalah terjadinya penurunan harga minyak bumi. Penurunan harga ini mengakibatkan penurunan pada penerimaan PPh Migas mencapai 3,86%. Penurunan impor akibat perlambatan pertumbuhan sektor pengolahan dan perdagangan juga berdampak pada kontraksi penerimaan PPh 22 Impor (-2,4%) dan PPN Impor (-0,4%).