Media Komunitas Perpajakan Indonesia › Forums › PPh Pemotongan/Pemungutan › Pelaporan PPh Final 1%
Pelaporan PPh Final 1%
- Originaly posted by tarsonsonichan:
dari beberapa kali sy hub kring pajak dengan petugas yg berbeda2, jawabannya sama: tidak perlu lapor apabila sudah ada NTPN.
sedangkan AR di tempat saya malah tidak tau dan akan menanyakan kepada rekannya lebih lanjut.
masih belum ada kepastian 🙁ya begitulah….peraturannya mbulet dan membingungkan ditambah lagi petugas pajaknya juga beda2 persepsinya…drpd bingung, ar nya suruh kring pajak aja kali ya…hehehe
- Originaly posted by tarsonsonichan:
dari beberapa kali sy hub kring pajak dengan petugas yg berbeda2, jawabannya sama: tidak perlu lapor apabila sudah ada NTPN.
sedangkan AR di tempat saya malah tidak tau dan akan menanyakan kepada rekannya lebih lanjut.
masih belum ada kepastian 🙁inilah yang harus diluruskan, itulah yang saya maksud untuk dicounter, isi kepala orang bisa saja berbeda-beda
- Originaly posted by tarsonsonichan:
dari beberapa kali sy hub kring pajak dengan petugas yg berbeda2, jawabannya sama: tidak perlu lapor apabila sudah ada NTPN.
sedangkan AR di tempat saya malah tidak tau dan akan menanyakan kepada rekannya lebih lanjut.
masih belum ada kepastian 🙁inilah yang harus diluruskan, itulah yang saya maksud untuk dicounter, isi kepala orang bisa saja berbeda-beda
- Originaly posted by priadiar4:
inilah yang harus diluruskan, itulah yang saya maksud untuk dicounter, isi kepala orang bisa saja berbeda-beda
kalau saya biar aman dilaporkan saja dulu biarpun sudah NTPN, sambil menunggu apabila ke depannya ada kepastian tidak perlu lapor baru tidak dilaporkan.
tapi untuk yang nihil sudah jelas tidak perlu dilapor. - Originaly posted by priadiar4:
inilah yang harus diluruskan, itulah yang saya maksud untuk dicounter, isi kepala orang bisa saja berbeda-beda
kalau saya biar aman dilaporkan saja dulu biarpun sudah NTPN, sambil menunggu apabila ke depannya ada kepastian tidak perlu lapor baru tidak dilaporkan.
tapi untuk yang nihil sudah jelas tidak perlu dilapor. up up up
up up up
- Originaly posted by priadiar4:
inilah yang harus diluruskan, itulah yang saya maksud untuk dicounter, isi kepala orang bisa saja berbeda-beda
semestinya… jika isi peraturannya disampaikan dgn "benar dan lugas", maka sudah pasti
isi kepala org yg menfsirkannya ya "cuman 1" penafsiran saja toh…mis:
jika peraturan tsb berkeinginan utk mengatur bhw jika sdh ada ntpn maka tak wajib lapor,
maka seharusnya dituliskanlah di sana dgn lugas… mis: ditambahkanlah "kecuali utk
pembayaran yg ber-ntpn, maka tidak perlu lap spt lagi".atau jika peraturan tsb memang berkeinginan utk menerapkan pelaporan pada semua
bentuk pembayaran baik yg ber-ntpn maupun tidak, maka ya buatlah dgn tegas, mis:
"baik yg ber-ntpn maupun tidak, maka harus lap spt masa sejak jan 14".beres kan…
- Originaly posted by priadiar4:
inilah yang harus diluruskan, itulah yang saya maksud untuk dicounter, isi kepala orang bisa saja berbeda-beda
semestinya… jika isi peraturannya disampaikan dgn "benar dan lugas", maka sudah pasti
isi kepala org yg menfsirkannya ya "cuman 1" penafsiran saja toh…mis:
jika peraturan tsb berkeinginan utk mengatur bhw jika sdh ada ntpn maka tak wajib lapor,
maka seharusnya dituliskanlah di sana dgn lugas… mis: ditambahkanlah "kecuali utk
pembayaran yg ber-ntpn, maka tidak perlu lap spt lagi".atau jika peraturan tsb memang berkeinginan utk menerapkan pelaporan pada semua
bentuk pembayaran baik yg ber-ntpn maupun tidak, maka ya buatlah dgn tegas, mis:
"baik yg ber-ntpn maupun tidak, maka harus lap spt masa sejak jan 14".beres kan…
- Originaly posted by hangsengnikkei:
sama kayak di sebelah mbah, bayar ga ada NTPN lapor, nggak ada pmbayaran alias nihil ora lapor
wis dijawab ya…
- Originaly posted by hangsengnikkei:
sama kayak di sebelah mbah, bayar ga ada NTPN lapor, nggak ada pmbayaran alias nihil ora lapor
wis dijawab ya…
masalahnya adalah:
kita wajib pajak (jangan2 yg buat jg) tidak tahu "pemikiran" yg mana yg dikehendaki oleh
pembuat aturan tsb, lha wong kita bukan pembuat aturannya bukan…
namun, kitalah para wp yg kena getahnya akibat ketidakjelasan pemikiran dlm peraturan
tsb…masalahnya adalah:
kita wajib pajak (jangan2 yg buat jg) tidak tahu "pemikiran" yg mana yg dikehendaki oleh
pembuat aturan tsb, lha wong kita bukan pembuat aturannya bukan…
namun, kitalah para wp yg kena getahnya akibat ketidakjelasan pemikiran dlm peraturan
tsb…- Originaly posted by ktfd:
jika peraturan tsb berkeinginan utk mengatur bhw jika sdh ada ntpn maka tak wajib lapor,
maka seharusnya dituliskanlah di sana dgn lugas… mis: ditambahkanlah "kecuali utk
pembayaran yg ber-ntpn, maka tidak perlu lap spt lagi".mbok ya coba di uji materikan
- Originaly posted by ktfd:
jika peraturan tsb berkeinginan utk mengatur bhw jika sdh ada ntpn maka tak wajib lapor,
maka seharusnya dituliskanlah di sana dgn lugas… mis: ditambahkanlah "kecuali utk
pembayaran yg ber-ntpn, maka tidak perlu lap spt lagi".mbok ya coba di uji materikan