Media Komunitas Perpajakan Indonesia › Forums › PPh Orang Pribadi › Dokter termasuk WPOP Tertentu
Dokter termasuk WPOP Tertentu
wahhh, diskusi yang muantaapp dari rekan – rekan ortax. terima kasih atas pencerahannya rekan – rekan. he he he he he
Mohon pencerahan lagi dan terima kasih sebelumnya Pak Begawan
Originaly posted by begawan5060:Originaly posted by suwari: Setiap WPOPPT wajib menyetorkn pph 25 sbs 0,75% dari omset per bln..
Jadi gimana dgn perhitungan nilai angsuran pph pasal 25 yg sudah dihitungkan sesuai dgn spt tahunan tahun sebelumnya?? apakah perhitungan tersebut diabaikan dan menyetorkan pph 25 dengan tarif 0,75% yg skrg ini???Ya..
Apabila WP OP Ali (Norma pedagang kelontong) alamat di NPWP di KPP A dan lokasi usaha di KPP B. Ali sudah mendaftarkan lokasi usaha di KPP B dan mulai mengangsur PPh 25 0,75% untuk KPP B.
Apakah kewajiban mengangsur di KPP A tidak perlu dilanjutkan (angka angsuran dari SPT 2009) ? [apabila ada kutipan aturan yang mendasari bisa tolong disertakan]Terima kasih banyak Pak Begawan
jadi kesimpulannya adalah:
meskipun seorang wp op mempunyai usaha lain selain pengecer maka wp op tsb tetap
termasuk wp oppt.
betul demikian rekan hanif, begawan, simon?
salam.- Originaly posted by setyadarma77:
Apabila WP OP Ali (Norma pedagang kelontong) alamat di NPWP di KPP A dan lokasi usaha di KPP B. Ali sudah mendaftarkan lokasi usaha di KPP B dan mulai mengangsur PPh 25 0,75% untuk KPP B.
Apakah kewajiban mengangsur di KPP A tidak perlu dilanjutkan (angka angsuran dari SPT 2009) ? [apabila ada kutipan aturan yang mendasari bisa tolong disertakan]Di KPP A hanya tempat tinggal? Kalo demikian, maka :
Dalam hal Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu tidak melakukan usaha sebagai Pedagang Pengecer di tempat tinggalnya maka Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu tersebut tidak wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 25 di Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal. (Ps 4 ayat 2 Per-32) - Originaly posted by ktfd:
meskipun seorang wp op mempunyai usaha lain selain pengecer maka wp op tsb tetap
termasuk wp oppt.
betul demikian rekan hanif, begawan, simon?Kalo menurut saya, tetep kembali ke "pakemnya" yaitu bahwa WP OPPT adalah :
Pedagang Pengecer adalah orang pribadi yang melakukan:
a.penjualan barang baik secara grosir maupun eceran; dan/atau
b.penyerahan jasa,
melalui suatu tempat usaha.Cakupannya sudah cukup luas.., kenapa kita harus menebak-nebak dan mencoba mengartikan yang lebih luas lagi?
Contoh :
1. Produsen, petani, peternak, fabrikan, perkebunan, kehutanan, nelayan, jelas bukan WP OPPT
2. Pegawai/karyawan tetap, jelas bukan WP OPPTSekarang bagaimana WP OP dengan usaha campuran? Usaha campuran kan tidak sesuai batasan Per-32 tsb, biarkan batasan tsb "sesuai aslinya" jangan diperluas lagi deh…., meskipun nggak pake survey tetapi saya tahu pasti ketentuan ini memberatkan WP
- Originaly posted by begawan5060:
Di KPP A hanya tempat tinggal? Kalo demikian, maka :
Dalam hal Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu tidak melakukan usaha sebagai Pedagang Pengecer di tempat tinggalnya maka Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu tersebut tidak wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 25 di Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal. (Ps 4 ayat 2 Per-32)Terima kasih banyak Pak Begawan … pencerahan dari Bapak sangat jelas.
- Originaly posted by begawan5060:
Di KPP A hanya tempat tinggal? Kalo demikian, maka :
Dalam hal Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu tidak melakukan usaha sebagai Pedagang Pengecer di tempat tinggalnya maka Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu tersebut tidak wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 25 di Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal. (Ps 4 ayat 2 Per-32)melanjuti jawaban dari Pak Begawan…
Apakah WP OPPT tersebut wajib memberitahukan dgn surat tertulis kepada KPP A bahwa ia tidak lagi mengangsur di KPP A tetapi pindah angsur di KPP B (cabang) dengan tarif 0,75% tersebut ?Ada pertanyaan lagi kalau WP OPPT rumahnya di alamat A tetapi lokasi toko di alamat B (baik alamat A dan alamat B adalah dibawah wilayah KPP C). Apakah ia wajib menNPWPkan lokasi toko alamat B dan mengangsur 0,75% dan meniadakan angsuran PPh 25 yang biasanya [mengingat kedua alamat masih di bawah satu KPP]?
Sekali lagi terima kasih Pak Begawan.
- Originaly posted by begawan5060:
meskipun nggak pake survey tetapi saya tahu pasti ketentuan ini memberatkan WP
kalau yg ini, setuju sekali pak begawan… gak usah survei2an segala…
Originaly posted by begawan5060:Sekarang bagaimana WP OP dengan usaha campuran? Usaha campuran kan tidak sesuai batasan Per-32 tsb, biarkan batasan tsb "sesuai aslinya" jangan diperluas lagi deh….
ini juga setuju, krn bagi pedagang eceranpun aturan ini juga kemungkinan besar menimbulkan
masalah… apalagi kalau diperluas lagi… wah…wah…wah…
salam. - Originaly posted by setyadarma77:
Ada pertanyaan lagi kalau WP OPPT rumahnya di alamat A tetapi lokasi toko di alamat B (baik alamat A dan alamat B adalah dibawah wilayah KPP C). Apakah ia wajib menNPWPkan lokasi toko alamat B dan mengangsur 0,75% dan meniadakan angsuran PPh 25 yang biasanya [mengingat kedua alamat masih di bawah satu KPP?
SE-77 :
3. WP OPPT wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) bagi setiap tempat usaha di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang wilayah kerjanya meliputi tempat usaha tersebut (diterbitkan NPWP cabang) dan di KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal Wajib Pajak.
4. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir 3 juga berlaku dalam hal tempat usaha dan tempat tinggal WP OPPT berada dalam wilayah kerja KPP yang sama. - Originaly posted by begawan5060:
Originaly posted by setyadarma77: Ada pertanyaan lagi kalau WP OPPT rumahnya di alamat A tetapi lokasi toko di alamat B (baik alamat A dan alamat B adalah dibawah wilayah KPP C). Apakah ia wajib menNPWPkan lokasi toko alamat B dan mengangsur 0,75% dan meniadakan angsuran PPh 25 yang biasanya [mengingat kedua alamat masih di bawah satu KPP?
SE-77 :
3. WP OPPT wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) bagi setiap tempat usaha di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang wilayah kerjanya meliputi tempat usaha tersebut (diterbitkan NPWP cabang) dan di KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal Wajib Pajak.
4. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir 3 juga berlaku dalam hal tempat usaha dan tempat tinggal WP OPPT berada dalam wilayah kerja KPP yang sama.Apakah setelah mengangsur 0,75% dari omset, si WP masih harus mengangsur PPh 25 bulanan yang biasanya diangsur (1/12 dari SPT Tahunan periode sebelumnya)?
Terima kasih Pak Begawan.
- Originaly posted by setyadarma77:
Apakah setelah mengangsur 0,75% dari omset, si WP masih harus mengangsur PPh 25 bulanan yang biasanya diangsur (1/12 dari SPT Tahunan periode sebelumnya)?
Ya, sepanjang untuk WP OPPT..
- Originaly posted by begawan5060:
Ya, sepanjang untuk WP OPPT..
berarti angsurannya fluktuatif dunks karena tergantung omzet
- Originaly posted by sammi:
berarti angsurannya fluktuatif dunks karena tergantung omzet
sangat benar..
kemungkinan untuk lebih bayar menjadi sangat besar dunks rekan? gemana cara menyiasatinya?
Pindah ke bentuk usaha badan..