Media Komunitas Perpajakan Indonesia Forums PPh Badan Cara Mengisi DAftar Nominatif

  • Cara Mengisi DAftar Nominatif

     ichie updated 13 years, 1 month ago 13 Members · 35 Posts
  • olive456

    Member
    26 April 2010 at 4:22 pm
  • olive456

    Member
    26 April 2010 at 4:22 pm

    Dear ortax,,

    Saya ingin bertanya biaya promosi seperti merchandiser (brupa barang) dan biaya cetak brosur gmana cara mengisikan di daftar nominatif.

    Mengingat isi daftar nominatif ada data penerima saya sudah tau tetapi kolom pemotongan pph (no bukti pph) itu bagaimana? Dan apakah perlu melampirkan nota pembelian dan cetak brosur tersebut?

    tolong bantuannya…..

  • olive456

    Member
    26 April 2010 at 7:09 pm

    help me please….

  • ecooce

    Member
    26 April 2010 at 8:55 pm
    Originaly posted by olive456:

    tetapi kolom pemotongan pph (no bukti pph) itu bagaimana?

    ini adalah Biaya promosi yang dikeluarkan kepada pihak lain dan merupakan objek pemotongan Pajak Penghasilan wajib dilakukan pemotongan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    jadi diisi dengan jumlah PPh yang dipotong dan no bukti potong.

    Originaly posted by olive456:

    apakah perlu melampirkan nota pembelian dan cetak brosur tersebut?

    Hanya Perlu membuat daftar nominatif atas pengeluaran Biaya Promosi sesuai lampiran I

    Salam

  • harry_logic

    Member
    27 April 2010 at 12:08 am

    Aturan ini adalah cara gila pembuat kebijakan utk menciptakan WP gila !

    PMK terbit Januari 2010, berlaku mundur per 01 Januari 2009, SE terbit Pebruari 2010, batas akhir pelaporan SPT 2009 adalah 30 April 2010. Ada klausul jika tidak melampirkan Daftar Normatif maka biaya promosi 'hangus'…. wuuhhh padahal banyak WP yg tidak selalu up-date aturan pajak…..

    —————–

  • nbimo90

    Member
    27 April 2010 at 7:43 am

    Jika ada Biaya Promosi tetapi bukan merupakan objek pph,misalnya pembelian material apakah tidak bisa sebagai pengurang pendapatan bruto karena tidak ada bukti potongnya?

  • AriAriyani

    Member
    27 April 2010 at 7:56 am

    Ada yg baru masalah biaya promosi?

    Tolong dishare plz…

  • nbimo90

    Member
    27 April 2010 at 8:06 am
    Originaly posted by AriAriyani:

    Ada yg baru masalah biaya promosi?

    Tolong dishare plz…

    o2/PMK.03/2010 tentang biaya promosi yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.

  • olive456

    Member
    27 April 2010 at 4:38 pm
    Originaly posted by nbimo90:

    Jika ada Biaya Promosi tetapi bukan merupakan objek pph,misalnya pembelian material apakah tidak bisa sebagai pengurang pendapatan bruto karena tidak ada bukti potongnya?

    jawabannya apa?? tolong dunk rekan2…

  • ewox

    Member
    27 April 2010 at 4:46 pm
    Originaly posted by olive456:

    jawabannya apa?? tolong dunk rekan2…

    PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
    NOMOR 02/PMK.03/2010

    TENTANG

    BIAYA PROMOSI YANG DAPAT DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

    MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

    Menimbang :

    a. bahwa dalam rangka untuk lebih memberikan kepastian hukum dan memberikan kesamaan perlakukan
    bagi Wajib Pajak, perlu penyesuaian terhadap pengaturan mengenai biaya promosi yang dapat
    dikurangkan dari penghasilan bruto;
    b. bahwa biaya promosi sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah bagian dari biaya penjualan yang
    dikeluarkan oleh Wajib Pajak dalam rangka memperkenalkan dan/atau menganjurkan pemakaian suatu
    produk baik langsung maupun tidak langsung untuk mempertahankan dan/atau meningkatkan
    penjualan;
    c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, serta dalam
    rangka melaksanakan ketentuan Pasal 6 ayat (1) huruf (a) angka 7 Undang-Undang Nomor 7 Tahun
    1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
    Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Biaya
    Promosi yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto;

    Mengingat :

    1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran
    Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
    Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun
    2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara
    Republik Indonesia Nomor 4999);
    2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia
    Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263) sebagaimana
    telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (Lembaran Negara
    Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
    4893);
    3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2009

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan :

    PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG BIAYA PROMOSI YANG DAPAT DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN
    BRUTO.

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan Biaya Promosi adalah bagian dari biaya penjualan
    yang dikeluarkan oleh Wajib Pajak dalam rangka memperkenalkan dan/atau menganjurkan pemakaian suatu
    produk baik langsung maupun tidak langsung untuk mempertahankan dan/atau meningkatkan penjualan.

    Pasal 2

    Besarnya Biaya Promosi yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto merupakan akumulasi dari jumlah :
    a. biaya periklanan di media elektronik, media cetak, dan/atau media lainnya;
    b. biaya pameran produk;
    c. biaya pengenalan produk baru;dan/atau
    d. biaya sponsorship yang berkaitan dengan promosi produk.

    Pasal 3

    Tidak termasuk Biaya Promosi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah :
    a. pemberian imbalan berupa uang dan/atau fasilitas, dengan nama dan dalam bentuk apapun, kepada
    pihak lain yang tidak berkaitan langsung dengan penyelenggaraan kegiatan promosi.
    b. Biaya Promosi untuk mendapatkan, menagih, dan menelihara penghasilan yang bukan merupakan
    objek pajak dan yang telah dikenai pajak bersifat final.

    Pasal 4

    Dalam hal promosi dilakukan dalam bentuk pemberian sampel produk, besarnya biaya yang dapat dikurangkan
    dari penghasilan bruto adalah sebesar harga pokok sampel produk yang diberikan, sepanjang belum
    dibebankan dalam perhitungan harga pokok penjualan.

    Pasal 5

    Biaya promosi yang dikeluarkan kepada pihak lain dan merupakan objek pemotongan Pajak Penghasilan wajib
    dilakukan pemotongan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    Pasal 6

    (1) Wajib Pajak wajib membuat daftar nominatif atas pengeluaran Biaya Promosi sebagaimana dimaksud
    dalam Pasal 2 yang dikeluarkan kepada pihak lain.
    (2) Daftar nominatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit harus memuat data penerima
    berupa nama, Nomor Pokok Wajib Pajak, alamat, tanggal, bentuk dan jenis biaya, besarnya biaya,
    nomor bukti pemotongan dan besarnya Pajak Penghasilan yang dipotong.
    (3) Daftar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuat sesuai format sebagaimana ditetapkan dalam
    Lampiran Peraturan Menteri Keuangan ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
    Peraturan Menteri Keuangan ini.
    (4) Daftar nominatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan sebagai lampiran saat Wajib Pajak
    menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan.
    (5) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) tidak dipenuhi,
    Biaya Promosi tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.

    Pasal 7

    Pada saat Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 104/PMK.03/2009
    tentang Biaya Promosi dan Penjualan yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto, dicabut dan dinyatakan
    tidak berlaku.

    Pasal 8

    Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2009.

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri Keuangan ini dengan
    penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

    Ditetapkan di Jakarta
    pada tanggal 8 Januari 2010
    MENTERI KEUANGAN

    ttd.

    SRI MULYANI INDRAWATI

    Di undangkan di Jakarta
    pada tanggal 8 Januari 2010
    MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

    ttd.

    PATRIALIS AKBAR

  • ewox

    Member
    27 April 2010 at 4:47 pm
    Originaly posted by olive456:

    jawabannya apa?? tolong dunk rekan2…

    bagaimana rekan olive, jelas ngga??? he he he he

  • begawan5060

    Member
    27 April 2010 at 7:22 pm
    Originaly posted by harry_logic:

    PMK terbit Januari 2010, berlaku mundur per 01 Januari 2009, SE terbit Pebruari 2010, batas akhir pelaporan SPT 2009 adalah 30 April 2010. Ada klausul jika tidak melampirkan Daftar Normatif maka biaya promosi 'hangus'…. wuuhhh padahal banyak WP yg tidak selalu up-date aturan pajak…..

    Menurut saya bukan gila, tetapi arogan…
    Apabila biaya tsb deductible, tetap deductible meskipun "kelupaan" memotong pajak.
    Kewajiban withholding tax tidak dapat dicampuradukkan dengan deductible-non deductible

  • begawan5060

    Member
    27 April 2010 at 7:23 pm
    Originaly posted by nbimo90:

    Jika ada Biaya Promosi tetapi bukan merupakan objek pph,misalnya pembelian material apakah tidak bisa sebagai pengurang pendapatan bruto karena tidak ada bukti potongnya?

    Bisa….

  • atiekatie

    Member
    27 April 2010 at 7:44 pm

    dear rekan,
    thanks for info nya. Gua baru tahu ini ada aturan untuk biayapromosi.
    Yang aku tahu ya normatif untuk entertainment…gile…

  • harry_logic

    Member
    28 April 2010 at 3:34 am
    Originaly posted by begawan5060:

    Menurut saya bukan gila, tetapi arogan…

    …wuiiih…arogan ….. ini lebih parah konsekuensinya rekan begawan5060, krn dgn menggunakan alasan gila masih lebih baik hasilnya (misalnya di Pengadilan) he he he..

    Originaly posted by begawan5060:

    Apabila biaya tsb deductible, tetap deductible meskipun "kelupaan" memotong pajak.

    Setuju….

    "Hangus" yg sy maksud adalah tetap-deductible tetapi 'tidak dpt digunakan utk mengurangi Penghasilan Bruto' (artinya, sangat memungkinkan utk dilakukan koreksi saat ditermukan pada waktu pemeriksaan) berkaitan dgn tidak dipenuhinya kewajiban melampirkan Daftar Normatif ke SPT Tahunan sesuai yg diatur dlm Pasal 6 ayat (5).

    —————-

Viewing 1 - 15 of 35 replies

Original Post
0 of 0 posts June 2018
Now