Informasi Pajak Terkini › Forums › Akuntansi Pajak › Jurnal untuk Inventory
Jurnal untuk Inventory
Halo rekan-rekan semua.
Mungkin ada yang bisa membantu.
ada case seperti ini, saat pembelian impor tertera barang yang ada dalam kontainer sebanyak 300 (misal) kenyataan yang datang hanya 250. Sehingga terdapat selisih antara barang yang tercatat didokumen PIB dengan yang diterima.
Untuk penjurnalannya apa tepat seperti ini?
Persediaan (d) 250
persediaan yang akan diterima (d) 50
kas atau bank (k) 300
kekurangan itu akan diterima pada pengiriman selanjutnya
namun dalam dokumen PIB nya, kekurangan pengiriman kemarin dimasukkan kedalam dokumen. sehingga kalau dicatat pada persediaan yang akan diterima malah terkesan akan diakui 2x.
Mohon pencerahannya rekan-rekan semua.
maaf saya tidak begitu menguasai akuntansi persediaan untuk kegiatan ekspor impor. Hanya saja secara logika kenapa harus memaksakan jurnal persedian mengukuti data PIB? kan kalau memang kurang bayar, yah akui sebagai Hutang , bahwa pengirim masih berhutang barang 50 unit seharga sekian. Jiak dikaitkan dengan PPN tentunya rekan tidak bisa mengkreditkan semua PPN atas 300 unit, karena senyatanya rekan hanya bisa menjual 250 unit saat itu.
karena dokumen PIB dipersamakan dengan faktur pajak Pak. Kalau saya mengakui kekurangan pengiriman sebagai hutang, nantinya ketika pengirim mengirim kekurangannya tersebut dibarengi dengan pesanan selanjutnya. Padahal pesanan hanya 100 unit, namun didokumen PIB pengiriman selanjutnya itu kekurangan (50 unit) masuk ke dalam PIB sehingga totalnya menjadi 150.
kalau menurut pesanan, total order saya sebesar 400, tapi karena di PIB yang baru include dengan qty kurang pengiriman sebelumnya jadinya lebih 50.
Demikian Pak.