• Butuh Saran

     esatc updated 15 years, 11 months ago 13 Members · 16 Posts
  • andi upn

    Member
    22 January 2009 at 4:25 pm

    Dear All Ortax..
    saya ada kasus bantuin yaa…begini sy punya istri kerja disuatu tempat dan ditempat tsb PPh nya ditanggung pemberi kerja, jadi istri sy mendapat penghasilan sudah dipotong pajak tetapi Istri saya tidak mempunyai NPWP (maaf barti nih perusahaan SPT nya ngibul) dan bukti potongnya juga tidak ada (tdk diberikan). Sekarang saya telah mempunyai NPWP tetapi nama belakangnya salah jadi mo direvisi. Istri sy juga mo bikin NPWP
    Yang jadi pertanyaan :
    1. Apakah perlu istri sy bikin NPWP atau cukup saya saja dgn menyertakan kartu keluarga dan otomatis NPWP istri sy mgikuti sy misl sy 00 dia 01?
    2. mana yg Lebih baik antara penghasilan digabung atau sendir – sendiri (jika ada perjanjian pisah harta atau lainnya sesuai syarat), atau kalo ngga ada perjanjian apakah dia harus musti digabung?
    3. Jika istri sy bikin NPWP dan digabung dgn phasilan sy, gimana cara hitung di PT tempat istri sy (trutama PTKP) pasti istri sy mdapat bukti potong A1 ?contohnya yaa..2009
    4. Pada saat sy lapor,JIka sy dan istri telah mendapat NPWP, Gimana cara menerangkan ke Fiskus, padahal dia pasti mngetahui kita telah bekerja cukup lama dan baru sekarang punya NPWP dan lapor pun baru saat ini, di telusuri kah penghasilan kita dahulu…?ada sangsinya ngga?

    wahh..friends banyak yahh yo mo sy tanyakan…sebelum dan sesudahnya sy ucapkan trima kasih…
    salam Ortax

  • andi upn

    Member
    22 January 2009 at 4:25 pm
  • exfclinx_Barathum

    Member
    22 January 2009 at 4:45 pm

    Memang bisa tidak ada npwp tetapi dipotong pajak, walaupun dikenakan lebih tinggi 20% pajaknya (ref: UU PPh 36 ).Namun disisi lain ada juga peraturan yang menekankan membuat NPWP jika Ph diatas PTKP.Namun bisa juga istri ikut ke suami.Bukti Potong memang wajib diserahkan setahun sekali, di bulan Maret paling lambat.

    1. Mungkin cukup istri ikut bapak saja, istri tidak perlu bikin NPWP
    2.Sebaiknya di gabung.
    3. PPh 21 dan 29 itu berbeda pak. atau mungkin bapak dengan istri masih satu tempat usaha??
    4.iya ditelusiri (kalau Materialnya cukup besar) kalau kecil2 saja, saya rasa itu belum perlu bagi fiskus. sangsinya berupa Denda, kenaikan .

  • begawan5060

    Member
    22 January 2009 at 5:00 pm
    Originaly posted by andi upn:

    Yang jadi pertanyaan :
    1. Apakah perlu istri sy bikin NPWP atau cukup saya saja dgn menyertakan kartu keluarga dan otomatis NPWP istri sy mgikuti sy misl sy 00 dia 01?
    2. mana yg Lebih baik antara penghasilan digabung atau sendir – sendiri (jika ada perjanjian pisah harta atau lainnya sesuai syarat), atau kalo ngga ada perjanjian apakah dia harus musti digabung?
    3. Jika istri sy bikin NPWP dan digabung dgn phasilan sy, gimana cara hitung di PT tempat istri sy (trutama PTKP) pasti istri sy mdapat bukti potong A1 ?contohnya yaa..2009
    4. Pada saat sy lapor,JIka sy dan istri telah mendapat NPWP, Gimana cara menerangkan ke Fiskus, padahal dia pasti mngetahui kita telah bekerja cukup lama dan baru sekarang punya NPWP dan lapor pun baru saat ini, di telusuri kah penghasilan kita dahulu…?ada sangsinya ngga?

    1. NPWP Bapak adalah juga NPWP isteri, jadi saran saya istri tidak usah ber-NPWP lagi (malahan ribet)
    2. Mau pisah harta atau tidak, dalam menghitung PPh, penghasilan harus digabung.
    3. Saya paham ke arah mana pertanyaannya,.. maaf
    4. Menurut ketentuan sih iya,… tetapi Bapak nggak usah khawatir, dalam prakteknya belum diterapkan perlakuan tersebut.

  • Juni Hendra

    Member
    22 January 2009 at 5:11 pm

    ya penghasilan yang tidak digabung itu kalo istri udah cerai… apapun alasannya mau pisah harta, mau pisah ranjang tapi ga cerai, tetap digabung, kecuali tidak digabung apabila wanita kawin dan memperoleh penghasilan dari satu pemberi kerja dan tidak melakukan pekerjaan bebas atau usaha dan pemberi kerja tersebut tidak ada hubungan dengan usaha suami.

    Ada juklaknya kok. lupa.. he2x

  • gaptax

    Member
    22 January 2009 at 5:21 pm

    1. istri bapak tidak perlu bikin npwp, cukup ikut npwp bapak saja, tetapi tetap perlu didaftarkan ke kpp untuk mendapatkan npwp bagi anggota keluarga (kodenya sudah bukan 001 lagi, tetapi 999-dst menurun) sesuai PER 51/PJ/2008.
    2. lebih baik digabung aja biar gak ribet pelaporan.
    3. untuk perhitungan ptkpnya, istri bapak akan tetap akan dihitung ptkp single 15.840.000 per tahun, dan sifat pajaknya final (sesuai lapiran 1770 S – II).
    4. saya yakin, pada saat bapak lapor, fiskus tidak akan menanyakan penghasilan bapak tahun sebelum-sebelumnya, mengingat status bapak adalah karyawan.

  • rizkafajri

    Member
    22 January 2009 at 10:50 pm

    maaf sdr. gaptax, mksdnya penghasilan istri dari satu pemberi kerja yg dikenakan final tu berarti penghasilan istri ga digabung dengan penghasilan suami dan oleh karena itu PPh 21 yg dipotong oleh pemberi kerja si istri jg ga bisa dikreditin ya?

  • aloy2000

    Member
    23 January 2009 at 12:33 am

    1 Pakai NPWP suami saja
    2. Digabung dengan penghasilan suami ( 1 SPT )
    3. PTKP isteri TK/0
    4. Apabila istri bekerja pada satu pemberi kerja, berarti final, tinggal mencatat saja berapa brutonya dan pajak terhutangnya sesuai form 1721-A1 dari perusahaan istri, untuk dicatat di SPT suami. Tapi apabila istri bekerja lebih dari 1 pemberi kerja, penghasilan tsb harus dihitung/digabungkan dengan suami dan dihitung kembali berapa PPH-nya. SPT tahunan suami menggunakan PTKP K/i/…. dan PPh 21 di form 1721-A1 istri sebagai kredit pajak.

  • mom

    Member
    23 January 2009 at 7:56 am

    trus dalam pengisian spt 1770 sny jika penghasilan istri dan suami di gabung bagaimana caranya??, karen disana kolom2nya terbatas, pa kita perlu melampirkan perhitungannya??

  • mom

    Member
    23 January 2009 at 7:58 am

    oh ya yang dimaksud dengan istri bekerja pada satu pemberi kerja, maksudnya istri bekerja pda perusahaan yang sama dengan suami yah..

  • mom

    Member
    23 January 2009 at 9:08 am

    BISAKAH DIJAWAB

  • Koostadi S

    Member
    23 January 2009 at 10:24 am
    Originaly posted by mom:

    oh ya yang dimaksud dengan istri bekerja pada satu pemberi kerja, maksudnya istri bekerja pda perusahaan yang sama dengan suami yah.

    Bukan sdr MOM, yang dimaksut adalah bekerja cuma di satu perusahaan (perusahaan manapun)

  • gialloblu97

    Member
    23 January 2009 at 11:11 am

    mksdnya adalah istri yg bekerja di 1 perusahaan

  • rama

    Member
    23 January 2009 at 11:40 am
    Originaly posted by mom:

    oh ya yang dimaksud dengan istri bekerja pada satu pemberi kerja, maksudnya istri bekerja pda perusahaan yang sama dengan suami yah..

    isteri sebagai karyawan pada satu tempat usaha (perusahaan).

  • Hanif

    Member
    23 January 2009 at 4:10 pm
    Originaly posted by andi upn:

    Dear All Ortax..
    saya ada kasus bantuin yaa…begini sy punya istri kerja disuatu tempat dan ditempat tsb PPh nya ditanggung pemberi kerja, jadi istri sy mendapat penghasilan sudah dipotong pajak tetapi Istri saya tidak mempunyai NPWP (maaf barti nih perusahaan SPT nya ngibul) dan bukti potongnya juga tidak ada (tdk diberikan). Sekarang saya telah mempunyai NPWP tetapi nama belakangnya salah jadi mo direvisi. Istri sy juga mo bikin NPWP
    Yang jadi pertanyaan :
    1. Apakah perlu istri sy bikin NPWP atau cukup saya saja dgn menyertakan kartu keluarga dan otomatis NPWP istri sy mgikuti sy misl sy 00 dia 01?
    2. mana yg Lebih baik antara penghasilan digabung atau sendir – sendiri (jika ada perjanjian pisah harta atau lainnya sesuai syarat), atau kalo ngga ada perjanjian apakah dia harus musti digabung?
    3. Jika istri sy bikin NPWP dan digabung dgn phasilan sy, gimana cara hitung di PT tempat istri sy (trutama PTKP) pasti istri sy mdapat bukti potong A1 ?contohnya yaa..2009
    4. Pada saat sy lapor,JIka sy dan istri telah mendapat NPWP, Gimana cara menerangkan ke Fiskus, padahal dia pasti mngetahui kita telah bekerja cukup lama dan baru sekarang punya NPWP dan lapor pun baru saat ini, di telusuri kah penghasilan kita dahulu…?ada sangsinya ngga?

    Buat rekan andi, baiknya yang punya NPWP suami saja. benar kata rekan begawan, ribet. kalau istri sudah punya NPWP ajukan permohonan untuk minta dihapus saja. penghasilan istri tidak akan dikenakan tarif lebih tinggi 20% bila dapat memperlihatkan bahwa suaminya sudah punya NPWP. penggabungan penghasilan istri dengan suami hanya bila si istri punya penghasilan dari usaha atau dari lebih satu pemberi kerja. bila istri hanya memperoleh penghasilan dari satu pemberi kerja, maka tidak perlu digabungkan. cukup masukkan datanya pada penghasilan yang bersifat final pada form 1770 S. form yang digunakan adalah 1770 S.
    kalau istri mau melaksanakan kewajiban pajaknya secara terpisah, dia bisa menggunakan form 1770 S atau SS dan melampirkan bukti potong berupa form 1721 A1
    Sedangkan tempat kerja mau sama atau beda dengan suami ndak masalah.

    Salam

Viewing 1 - 15 of 16 replies

Original Post
0 of 0 posts June 2018
Now