Media Komunitas Perpajakan Indonesia › Forums › PPh Pemotongan/Pemungutan › PPh 23 vs 21
Ada beberapa jasa yang jadi objek 21 dan 23 seperti jasa konsultan, dokter, notaris dll (jasa tenaga ahli)… Sebenarnya untuk membedakan mana yang 21, mana yang 23 bagaimana??? Apa cukup kalo badan kita potong 23 dan OP kita potong 21??? Mohon kalo ada dasar hukumnya juga…
Terima kasih sebelumnya
Kalo diperhatikan dari petunjuk pemotongan PPh 21 yang bagian upah borongan… yang dulu WPOP kena 21, karena pemberi jasa punya pegawai di per yang 2006 jadi kenanya 23???
Mohon diluruskan kalo salahbetul rekan mardi, kalo gak salah per no.15
asalkan orang pribadi dalam pekerjaannya dibantu oleh/memiliki anak buah yang digaji (pph21), maka pemotongannya menjadi pph 23.
kalo tenaga ahli sudah pasti kena pph 21 tarif 7,5%, kecuali konsultan yang membentuk badan usaha spt KAP Drs XXX & Rekan, dikenakan pph 23 tarif 4,5%.
monggo kalo ada komentar yang berbeda….misal nih yah pak mardi..
dalam kebijakan perusahaan..selain ada gaji bulanan,tunjangan,bonus,dll
setiap ada proyek untuk instalasi..
perusahaan membebankan Biaya Overhoul
dalam hal ini dibayarkan kepada karyawan tersebutapakah dalam hal ini selain di berikan pengenaan PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan juga dikenakan Pajak PPh Pasal 23 untuk tambahan biaya pada proyek installasi dan over houl tsb??..
Berdasarkan PER 15/PJ/2006 tenaga ahli (pengacara, , akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris) sebagaimana tersebut dlm Ps 9(7) dipotong PPh 21, sdgkan pemberi jasa (OP) bidang lain yg memperkerjakan org lain dipotong PPH 23.
Mohon koreksinya..PPH 21 kalo jasa tenaga ahli tersebut merupakan perseorangan.
sedangkan PPh 23 kalo tenaga ahli tersebut berbentuk badan atau dalam perusahaannya lebih dari 1 pegawaiOh iya yah pak onorus…
kok saya jadi lupa Per 15nya yah..mungkin dalam hal ini perusahaan meberikan upah borongan selain upah bulanan yah…
makasih pak onorus pencerahannya..
sip… setuju
tambahan.. untuk PPh 23 sekarang tarif yang terbaru diatur dalam Per 70 tahun 2007
tahnks atas reply-nya rekan2 semua
buat pak Abinzz kayaknya tetap 21… kalo ada 21 sama 23 nanti malah pajak berganda… mungkin jadi upah borongan seperti pak onorus.. tapi perlakuannya dijumlahkan dulu dengan upah bulanan tidak???
buat pak wiguna saya setuju kalo badan kena 23, tapi yang OP tenaga ahli itu walopun bukan badan tapi memang membuka praktek atas nama pribadi ato mempunyai pegawai kenanya 21 yang 7,5%…mohon koreksinya
ya.. yang penting diliat kita bayarkan ke siapa penghasilan itu. Kalau atas nama personal orang pribadi, maka 21.. Tetapi, akan lain halnya jika yang bekerja itu orang pribadi, dan penghasilan kita bayarkan ke perusahaan yang mempekerjakan orang tersebut, maka atas penghasilannya kita potong 23..
Bukan begitu bukan?
gak mesti perusahaan yang memperkerjakan orang pribadi tersebut sih pak. atas nama personal pun boleh. misalnya Notaris Eddy SH beserta rekan. nah, kalo sperti notaris eddy ini dikenakan PPh 23
gak mesti perusahaan yang memperkerjakan orang pribadi tersebut sih pak. atas nama personal pun boleh. misalnya Notaris Eddy SH beserta rekan. nah, kalo sperti notaris eddy ini dikenakan PPh 23
kalo Notaris saya jarang denger ada pakai rekan,
kalo Pengacara/konsultan memang iya….banyak yang pakai dan rekan