Media Komunitas Perpajakan Indonesia Forums Perpajakan Internasional PPN & PPH 26 Jasa Luara Negeri

  • PPN & PPH 26 Jasa Luara Negeri

  • dEeA

    Member
    24 October 2011 at 10:08 am

    mohon pencerahannya…

    klo kita pakai jasa luar negeri, kita harus bayar ppn nya kan ya trus bgmn dgn pph 26 nya apa langsung harus disetor jg?… bisa tolong dishare peraturan….

    thanks

  • dEeA

    Member
    24 October 2011 at 10:08 am
  • begawan5060

    Member
    24 October 2011 at 11:32 am
    Originaly posted by dEeA:

    bgmn dgn pph 26 nya apa langsung harus disetor jg?…

    Berikan contoh kasusnya..

  • dEeA

    Member
    24 October 2011 at 4:46 pm

    pt. z (indonesia) menggunakan jasa upgread software kpd prus ltd di negara y, tetapi prus ltd tersebut membuat tagihan 2x kpd pt. z karena pt. z mendapat keringanan mencicil…

    misal :
    dpp : 1M
    ppn : 100jt

    apakah pt. z tetap harus membayar full ppn 100jt dan pph 26 nya (20% dr 1M) atau ppn dan pph 26 nya bisa menyesuaikan dgn yg ditagih? kalau boleh tolong diinfo peraturannya jg…

    makasih…

  • begawan5060

    Member
    24 October 2011 at 6:27 pm
    Originaly posted by dEeA:

    pt. z (indonesia) menggunakan jasa upgread software kpd prus ltd di negara y, tetapi prus ltd tersebut membuat tagihan 2x kpd pt. z karena pt. z mendapat keringanan mencicil…

    Jasanya dilakukan dimana?

  • dEeA

    Member
    25 October 2011 at 10:02 am

    bagaimana jika dilakukan di indonesia dan bagaimana jika dilakukan di negara y?

    thanks

  • mikaenys

    Member
    26 October 2011 at 10:03 am

    harus diliat dari tax treaty dr negara yg bersangkutan.

    jadi nya apabila ingin menggunakan tax treaty tersebut, maka negara yg bersangkutan harus melampirkan COD. dan apabila blm melebihi time test maka tidak terutang PPh 26.

    kalau ppn jadi terutang ppn jasa luar negeri, karena ppn jasa luar negeri terutang pada saat jasa tersebut dimanfaatkan.

    begitulah kurang lebih, mohon rekan2 menambahkan bila ada yg kurang..

  • begawan5060

    Member
    26 October 2011 at 10:12 am
    Originaly posted by dEeA:

    bagaimana jika dilakukan di indonesia

    Pada dasarnya objek pemotongan PPh Ps 26, tetapi hak pemajakan dan taripnya harus dilihat pada tax treaty-nya (jika ada)

    Originaly posted by dEeA:

    bagaimana jika dilakukan di negara y?

    Bukan objek pemotongan PPh Ps 26..

  • Simonalim

    Member
    31 October 2011 at 11:08 am
    Originaly posted by begawan5060:

    Originaly posted by dEeA:
    bagaimana jika dilakukan di negara y?

    Bukan objek pemotongan PPh Ps 26..

    Pak Begawan, saya mau memperjelas lagi, apakah dengan syarat terpenuhinya P3B/DGT juga?

  • harind

    Member
    2 November 2011 at 7:10 am
    Originaly posted by mikaenys:

    apabila blm melebihi time test maka tidak terutang PPh 26.

    apakah pengenaan PPh 26 perlu menggunakan timetest rekan?

  • harind

    Member
    2 November 2011 at 7:10 am
    Originaly posted by begawan5060:

    Originaly posted by dEeA:
    bagaimana jika dilakukan di indonesia

    Pada dasarnya objek pemotongan PPh Ps 26, tetapi hak pemajakan dan taripnya harus dilihat pada tax treaty-nya (jika ada)

    Originaly posted by dEeA:
    bagaimana jika dilakukan di negara y?

    Bukan objek pemotongan PPh Ps 26..

    sependapat

  • begawan5060

    Member
    2 November 2011 at 10:16 am
    Originaly posted by simonalim:

    Pak Begawan, saya mau memperjelas lagi, apakah dengan syarat terpenuhinya P3B/DGT juga?

    Misal kita melakukan pembayaran atas pembelian barang dari LN, apakah harus memotong PPh Ps 26?
    Kalo motong, dasarnya apa? Kalo bukan objek pemotongan, haruskah pake P3B/DGT?

  • Simonalim

    Member
    2 November 2011 at 10:35 am

    Terima kasih Pak Begawan..

    Originaly posted by begawan5060:

    Misal kita melakukan pembayaran atas pembelian barang dari LN, apakah harus memotong PPh Ps 26?
    Kalo motong, dasarnya apa? Kalo bukan objek pemotongan, haruskah pake P3B/DGT?

    Originaly posted by begawan5060:

    Originaly posted by dEeA:
    pt. z (indonesia) menggunakan jasa upgread software kpd prus ltd di negara y, tetapi prus ltd tersebut membuat tagihan 2x kpd pt. z karena pt. z mendapat keringanan mencicil…

    Jasanya dilakukan dimana?

    Saya baca dari statement diatas, transaksinya jasa Pak, dan bila jasa tsb (misalkan masuk dalam pengertian Royalti ataupun jasa lainnya misalnya jasa teknik), bukannya objek PPh 26 Pak meskipun WPLN tsb tidak mengerjakannya di dalam pabean (tidak dilakukan di Indonesia?
    Mohon koreksinya Pak Begawan..

  • begawan5060

    Member
    2 November 2011 at 11:00 am

    SPLN adalah "calon" WPLN..
    Menjadi WPLN apabila mempunyai hubungan ekonomis dengan kita. Seandainya tidak ada P3B, maka yang berhak kita pajaki hanyalah apabila SPLN tersebut menerima/memperoleh penghasilan dari sumber yang terletak di INA.
    Jadi bukan : menerima/memperoleh penghasilan dari INA.

    Contoh menerima/memperoleh penghasilan dari INA :
    1. Menjual barang ke INA
    2. Menerima uang sewa, dari persewaan T/B yang terletak di negara mereka sendiri.

    Contoh menerima/memperoleh penghasilan dari sumber yang terletak di INA :
    1. Berkerja di INA dan memperoleh gaji
    2. Menerima royalti atas pemberian hak/lisensi yang dipergunakan di INA
    3. Menerima ph atas persewaan peralatan/mesin yang terletak di INA

  • begawan5060

    Member
    2 November 2011 at 11:02 am

    Jadi.., kalo murni bukan objek pemotongan, haruskah dibutuhkan P3B/DGT?

Viewing 1 - 15 of 34 replies

Original Post
0 of 0 posts June 2018
Now