Media Komunitas Perpajakan Indonesia Forums PPh Badan tanya tentang tax planning

  • tanya tentang tax planning

     patti updated 15 years, 10 months ago 3 Members · 7 Posts
  • patti

    Member
    28 November 2008 at 3:12 pm
  • patti

    Member
    28 November 2008 at 3:12 pm

    teman2 ortax yg terhormat,
    minta saran donk dari teman2 tentang tax planning yayasan Rumah sakit, mengingat RS ini tergolong baru ( beroperasi th 2006), apa saja kira2 celah-celah yang bisa dimanfaatkan untuk menghemat beban pajak??
    terima ksih sebelumnya 🙂

  • fajar.andhika

    Member
    28 November 2008 at 5:43 pm

    Dear Patti

    Mungkin sih bukan saran tapi saya mau berbagi informasi mengenai pengenaan PPN atas penggantian obat di rumah sakit

    SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
    NOMOR SE – 06/PJ.52/2000

    TENTANG

    PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PENGGANTIAN OBAT DI RUMAH SAKIT

    DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

    Sehubungan dengan banyaknya pertanyaan perihal pengenaan PPN atas penyerahan obat pada unit instalasi farmasi/apotik di rumah sakit, dengan ini disampaikan penegasan kembali sebagai berikut :

    1. Dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-21/PJ.52/1998 tanggal 8 September 1998 telah ditegaskan bahwa instalasi farmasi (kamar obat) merupakan suatu tempat untuk mengadakan dan menyimpan obat-obatan, gas medik alat-alat kesehatan serta bahan kimia yang bukan berdiri sendiri tetapi merupakan satuan organik yang tidak terpisahkan dari keseluruhan organisasi Rumah Sakit.
    Selanjutnya ditegaskan bahwa penyerahan obat-obatan yang dilakukan oleh instalasi farmasi (kamar obat) tidak terutang PPN.
    2. Dalam kenyataannya instalasi farmasi melayani Rumah Sakit yang terdiri dari pasien rawat inap, pasien rawat jalan, dan pasien gawat darurat.
    Mengingat instalasi farmasi melakukan pelayanan kepada pasien rawat jalan sebagaimana lazimnya sebuah apotik, maka atas penyerahan obat-obatan oleh instalasi farmasi kepada pasien rawat jalan tetap terutang PPN.
    3. Selanjutnya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 1 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1994, pedagang eceran adalah pengusaha yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya melakukan usaha perdagangan dengan cara :
    1. tidak bertindak sebagai penyalur kepada pedagang lainnya;
    2. menyerahkan Barang Kena Pajak melalui suatu tempat penjualan eceran seperti toko, kios atau dengan cara penjualan langsung kepada konsumen akhir atau dari rumah ke rumah;
    3. menyediakan Barang Kena Pajak yang diserahkan di tempat penjualan secara eceran tersebut;
    4. melakukan transaksi jual beli secara spontan tanpa didahului dengan penawaran tertulis, penawaran, kontrak atau lelang dan pada umumnya bersifat tunai, dan pembeli pada umumnya datang ke tempat penjualan tersebut langsung membawa sendiri Barang Kena Pajak yang dibelinya.
    4. Dengan demikian apabila apotik atau instalasi farmasi di rumah sakit yang bertindak sebagaimana lazimnya apotik melakukan penyerahan obat-obatan kepada pasien rawat jalan dengan cara sebagaimana dimaksud dalam butir 3, maka Rumah Sakit yang mempunyai instalasi farmasi/apotik tersebut adalah merupakan Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran. Selanjutnya Pajak Pertambahan Nilai harus dibayar atas penyerahan obat-obatan kepada pasien rawat jalan oleh instalasi farmasi/apotik adalah sebesar 2% dari jumlah seluruh penyerahan barang dagangan.
    5. Surat Edaran ini berlaku mulai tanggal 1 April 2000.
    Dengan berlakunya Surat Edaran ini maka Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor : SE-21/PJ.52/1998 tanggal 8 September 1998 dinyatakan tidak berlaku lagi.
    6. Untuk memudahkan penggunaan Surat Edaran ini, dianjurkan agar pengarsipannya disatukan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-11/PJ.52/1998 tanggal 27 Mei 1998 dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-17/PJ.52/1998 tanggal 28 Juli 1998.

    Demikian untuk mendapat perhatian Saudara guna disebarluaskan pada wilayah kerja Saudara masing-masing.

    jadi sebaiknya yayasan tersebut menjadi PKP dan memungut PPN atas obat sebagaimana tersebut di atas agar menghindari potensi pajak kurang dibayar dalam pemeriksaan pajak.

    mohon koreksinya..

  • patti

    Member
    28 November 2008 at 10:34 pm

    @ fajar.handhika
    terima kasih infonya, sangat membantu

    untuk tax planning atas PPh, sebaiknya bagaimana y??
    apakah hanya terbatas pada withholding tax-nya saja??
    ada yang bisa bantu???

  • patti

    Member
    5 December 2008 at 12:42 pm

    wah gk ada yg tau y???
    hiks…hiks

  • karmeat

    Member
    6 December 2008 at 11:44 am

    jg newbie ne, twnya cuman (bwt jd info aj):

    1. amortisasi aplikasi khusus rumah sakit tu kelompok I – 4 tahun (KEP – 316/PJ./2002)
    2. biaya yang BOLEH dibebankan bagi Yayasan Rumah Sakit, antara lain (SE – 39/PJ.4/1995) :
    >Gaji/tunjangan/honorarium perawat/tenaga medis/karyawan;
    >Biaya umum;
    >Obat-obatan;
    >Konsumsi karyawan;
    >Biaya bunga;
    >Pemeliharaan kendaraan, inventaris, gedung;
    >Perlengkapan rumah sakit;
    >Transportasi;
    >Biaya penyusutan;
    >Kerugian karena penjualan/pengalihan harta;
    >Biaya penelitian dan pengembangan;
    >Biaya bea siswa dan pelatihan karyawan;
    >Subsidi/biaya pelayanan kesehatan pasien yang kurang mampu.

    jd kyknya yang bisa jd strategi tax planning cuman di biaya-biaya aja d…

    (sori, msh newbie jd kurang ngerti jg…)

    sukses y…

  • patti

    Member
    10 December 2008 at 10:23 pm
    Originaly posted by karmeat:

    jg newbie ne, twnya cuman (bwt jd info aj):

    1. amortisasi aplikasi khusus rumah sakit tu kelompok I – 4 tahun (KEP – 316/PJ./2002)
    2. biaya yang BOLEH dibebankan bagi Yayasan Rumah Sakit, antara lain (SE – 39/PJ.4/1995) :
    >Gaji/tunjangan/honorarium perawat/tenaga medis/karyawan;
    >Biaya umum;
    >Obat-obatan;
    >Konsumsi karyawan;
    >Biaya bunga;
    >Pemeliharaan kendaraan, inventaris, gedung;
    >Perlengkapan rumah sakit;
    >Transportasi;
    >Biaya penyusutan;
    >Kerugian karena penjualan/pengalihan harta;
    >Biaya penelitian dan pengembangan;
    >Biaya bea siswa dan pelatihan karyawan;
    >Subsidi/biaya pelayanan kesehatan pasien yang kurang mampu.

    jd kyknya yang bisa jd strategi tax planning cuman di biaya-biaya aja d…

    (sori, msh newbie jd kurang ngerti jg…)

    sukses y…

    terima kasih sodara karmeat 🙂

    untuk biaya konsumsi ini maksudnya pemberian natura (makanan) kepada karyawan y???

Viewing 1 - 7 of 7 replies

Original Post
0 of 0 posts June 2018
Now