PPh agency penyedia SPG…

dalam hal ini berarti SPG termasuk pegawai tidak tetap perusahaan karena SPG menerima pembayaran gaji langsung dari perusahaan bukan dari agency. Untuk pegawai tidak tetap dikenai pph 21, bila penghasilan yang diterima melebihi Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah) sehari atau sepanjang penghasilan kumulatif yang diterima dalam 1 (satu) bulan kalender melebihi Rp1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah). PER 57 2009

mohon koreksi rekan ortax lainnya..

spg lebih tepat masuk kategori bukan pegawai. Dengan demikian dikenakan PPh 21

tentu saja, karena ia memperoleh penghasilan.
Karena penghasilannya % dari fee SPG, maka, penghasilan tersebut dilaporkan dalam SPT Tahunan nantinya.

Salam

Untuk mengclearkan, pengertian saya begini : yang tidak langsung adalah fee yang diterima agency dari perusahaan tapi dari komisi SPG, sedangkan pembayarannya adalah dari Perusahaan kepada Agency baru dari agency kepada SPG setelah dipotong Fee, maka : saya mengkategorikan sebagai jasa outsourcing,
1. agency memotong PPh Pasal 21 dari SPG setelah dipotong Fee,
2. agency memungut PPN terhadap atas jumlah bruto kepada Perusahaan,
3. agency melaporkan jumlah fee sebagai pendapatan dalam PPh Badan

Sekaligus saya minta pencerahan rekan lainnya jika perlakukan itu dilakukan :
1. Bagaimana aspek pajak dari perusahaan, karena pembayaran kepada agency, tidak memperlihatkan jumlah Fee outsourcing
2. Apakah perusahaan memungut pasal 23 dari jumlah pembayaran bruto (karena perusahaan adalah Wajib Potong) sedangkan jika pembayaran dipisah antara jumlah imbalan kepada SPG dan jumlah Fee untuk agency, kewajiban perusahaan hanya memotong Psal 23 dari fee, dan tidak wajib memotong PPh Pasal 21 dari SPG,
3. Dengan pembayarn bruto kepada agency, apakah dapat diakui sebagai biaya oustsourcing, karena Perusahaan tidak membayar kepada SPG secara langsung

Ditunggu tanggapannya…