PENJUALAN HARTA(RUMAH) WP OP

Penjualan tanah dan bangunan adalah objek pajak penghasilan yg bersifat final. Tidak ada lagi beban pajaknya ke depannya, misal tidak perlu lagi digabung dalam penghasilan SPT OP tahunan. Tarifnya 5% bagi si penjual karena menerima penghasilan atas penjualan tanah dan bangunan serta terkena Bea pengalihan hak atas tanah bangunan (BPHTB)- semacam bea balik nama- dgn tarif 5% juga bagi si pembeli. Khusus untuk BPHTB diatur dalam perda, jadi pastikan anda menanyakan terlebih dahulu ke DISPENDA. Umumnya jika dilakukan di Notaris, anda akan mendapat penjelasan yang cukup. Tapi pastikan Anda menerima bukti setoran pajaknya jika melalui notaris. Dan tentu menjadi sumber penambahan penghasilan bagi si penjual.

iya langsung jadi penghasilan WP…

Pasal 4

(1) Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk:

1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang ini;
2. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan;
3. laba usaha;
4. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:
1. keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;
2. keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya;
3. keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apa pun;
4. keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan; dan
5. keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam perusahaan pertambangan;

bukan harga penjualannya…tetapi keuntungan karena penjualannya.

Salam

cara menghitung keuntungannya dari mana rekan
salam

Ralat:
untuk transaksi pengalihan tanah dan/atau bangunan dikenakan pajak final atas nilai transaksinya.
Maaf atas kekeliruannya.

Salam,

Tahun lalu, SPT thn 2009 dilaporkan dgn 1770 SS + form 1721-A1 (1 sumber pengahasilan dan tidak melebihi 60 juta/thn) . Kemudian pada tahun 2010 bayar pajak penjualan (atas penjualan tanah/rumah) dengan SSP. Pertanyaannya : Untuk laporan SPT 2010 apakah tetap dgn 1770 SS + form 1721-A1 + Tembusan lembaran ke-3 SSP, atau apakah memakai model 1770 yang lain (1770 atau 1770 S). Mhn inf dan Tks.

Penjualan rumah merupakan objek pajak, tetapi dikenai PPh final..

Karena dikenai PPh final, maka tidak perlu lagi menghitung keuntungannya..

Terpaksa harus menggunakan 1770 S, karena memperoleh ph lain (hasil pemjualan rumah) dan diisikan dalam 1770 S-II

Sudah saya ralat dalam postingan di atas

dan sudah dipertegas oleh rekan begawan5060

Salam

dipertegas oleh postingan yg ini maksudnya

Terima kasih

kalau cara menghitung keuntungan selain tanah gimana rekan
contohnya mobil…
salam

biasanya kalo menjual mobil umumnya rugi rekan….. krn pasti nilainya turun…..