Media Komunitas Perpajakan Indonesia › Forums › e-SPT › e-spt PPN harus melampirkan Faktur Pajak?
e-spt PPN harus melampirkan Faktur Pajak?
tidak hanya waskon pak evan, tapi fungsional pemeriksa yang akan melakukan pemeriksaan PPN juga bisa meminta faktur pajaknya untuk PK-PM
Kalo di tempat saya belum pernah
kalo memang kita harus melampirkan copy FPS, bisa ratusan FPS yang kita lampirkan.
Setuju sekali….,..aduhh kalau KPP nya macam2 laporin ajalah sekarang apa adanya ke Kantor Pusat,…kecuali ada dasar hukum KPP meminta lampiran faktur pajak. Ayoo gak perlu takut kalau memang WP di posisi benar
di kpp tempat saya lapor gak perlu tuh, saya waktu itu sempet nanya yang beginian, terus petugas tpt-nya bilang kalo udah e-spt gak usah pake copy faktur, spt-nya ajah..
setuju dengan pendapat rekan hariyanto dan nanas. karena jika harus melampirkan faktur pajak lagi maka apa gunanya ada E-SPT. E-SPT kan fungsinya untuk mempermudah pelaporan pajak dan untuk mengurangi pemakaian kertas
di kpp madya bandung, laporan e-spt ppn hanya membawa induk spt ppn masa saja (1 lembar),
sedangkan untuk restitusi ppn, lampiran pajak masukan,peb dan dokumen pelengkap lainnya dapat disusulkan dalam jangka waktu 30 hari.Siipp Dech
Kalau di KPP Madya dan Pratama memang sudah menggunakan E-SPT PPN. Tapi untuk KPP yang belum Pratama (Modern) masih menggunakan SPT PPN. Tapi apakah pelaporan SPT PPN juga harus melampirkan fotocopy Faktur Pajak atau tidak? Masalahnya di KPP Sorong apabila melaporkan SPT PPN harus dilampiri dengan Faktur Pajak (minimal foto copy). Apabila tidak dilampirkan maka SPT PPN yang dilaporkan tidak diterima alias ditolak.
di KPP Pratama Setiabudi enggak pake lampiran A dan B, indunknya aja sama file *.CSV-nya saja.
memang kendala kendala di sisi e SPT PPN dan PPH masih ada baik di lingkungan internal DJP sendiri maupun di WP tapi setahu saya bahwa e SPT ini di buat berdasarkan ketentuan ketentuan perpajakan yg berlaku, jadi semua di pelaporan yg sifatnya digital di akomadir oleh e SPT dan kalau ada KPP yang masih meminta FPS berarti kurang sosialisasi di internal DJP itu sendiri. padahal kan e SPT adalah product dari DJP yg bisa menjadi andalan dalam melaporkan dan menyampaikan SPT secara sistem. jadi mungkin menurut saya belum ada research atau survey dikalangan DJP tentang Aplikasi e SPT ini jadi mereka belum punya Standard Pelaporan SPT yg bersifat digital.
kalau di kemas dengan baik mungkin e SPT dan turunannya dapat mempermudah WP utk melaporkan administrasi pajak mereka
mohon maaf jika kepanjanganBenar pak Afwan,..saya juga dengar di KPP Sorong masih meminta FPS dalam pelaporan pajak,…tapi waktu itu kami sudah sempat berdebat dengan Kepala Kantornya langsung dengan menunjukkan peraturan2….ya intinya setelah berdebat habis2 an akhirnya menang di kami,…dan kami bilang kami akan menggunakan media elektronik dalam pelaporan pajak dengan peraturan2 yg mendukung yg tidak perlu membawa lampiran ke kantor pajak lagi,..akhirnya disetujui dan mereka kalah karena dasar mereka gak kuat untuk meminta FPS lagi
Just sharing saja ya Pak Afwansetahu saya gak ada ketentuan yang menyebutkan wajib pajak harus harus melapirkan FP nya apalagi untuk E-SPT PPN, tapi mungkin ada keperluan tertentu mungkin pihak KPP membutuhkan info mengenai transaksi WP yang bersangkutan sehingga diminta melampirkan FP nya
Benar kalau ada keperluan tertentu pihak KPP boleh saja minta FP, namun kalau tidak punya kepentingan dan misalkan dari AR tetap minta FP dalam setiap pelaporan PPN1107 mungkin bisa ditanyakan langsung kenapa dan kalau tidak mendapat penjelasan yang jelas sebaiknya dilaporkan saja ke WASKON atau ke Kepala KPP nya langsung.
Kalo emang KPP mengharuskan lampiran FPS, waduh saya senang banget. Biar gudang arsip kosong, ga harus simpan 5 tahun hehhee…
Kalo pas pemeriksaan butuh Faktur Pajak jawab aja ambil sendiri di gudang arsip KPP.wah kalo Barathum mah nglapor eSPT gak perlu FP tuh papi,…kalo eSPT PPn malah cukup Induk saja…gak ada tuh eSPT suruh nglampirin FP sgala….