Media Komunitas Perpajakan Indonesia › Forums › PPh Badan › BukPot PPh Final Vs PPh 23 – Jasa Konstruksi
BukPot PPh Final Vs PPh 23 – Jasa Konstruksi
Dear Rekans,
Apabila ada perusahaan konstruksi yg penghasilannya final tp menerima bukpot pph pasal 23 dan setelah meminta klien utk merevisi bukpot tsb tp klien tdk mau (udah dipaksa jg tetep ga mau) apakah serta merta phasilan atas jasa konstruksi tersebut berubah menjadi tidak final krn bukpot yg diterima bukan bukpot pph final jasa konstruksi?
Makasih yaaa….
- Originaly posted by whday:
apakah serta merta phasilan atas jasa konstruksi tersebut berubah menjadi tidak final krn bukpot yg diterima bukan bukpot pph final jasa konstruksi?
betul pak…. kecuali kalo Bukpotnya bisa dirubah ke pph Final
Salam,
- Originaly posted by whday:
apakah serta merta phasilan atas jasa konstruksi tersebut berubah menjadi tidak final krn bukpot yg diterima bukan bukpot pph final jasa konstruksi?
betul pak…. kecuali kalo Bukpotnya bisa dirubah ke pph Final
Salam,
- Originaly posted by Zullyanto:
betul pak…. kecuali kalo Bukpotnya bisa dirubah ke pph Final
ada dasar hukumnya bung zul?
walaupun kesalahan penerapan aturan ada di pihak pemotong jd berimbas kpd penentuan penghasilan dari pihak yg dipotong? - Originaly posted by Zullyanto:
betul pak…. kecuali kalo Bukpotnya bisa dirubah ke pph Final
ada dasar hukumnya bung zul?
walaupun kesalahan penerapan aturan ada di pihak pemotong jd berimbas kpd penentuan penghasilan dari pihak yg dipotong? - Originaly posted by Zullyanto:
betul pak….
ngerjain aja nih klien (mentang2 raja)….mikir maning dahh kita
- Originaly posted by Zullyanto:
betul pak….
ngerjain aja nih klien (mentang2 raja)….mikir maning dahh kita
- Originaly posted by whday:
walaupun kesalahan penerapan aturan ada di pihak pemotong jd berimbas kpd penentuan penghasilan dari pihak yg dipotong?
ikut dukung yg ini nih…..
- Originaly posted by whday:
walaupun kesalahan penerapan aturan ada di pihak pemotong jd berimbas kpd penentuan penghasilan dari pihak yg dipotong?
ikut dukung yg ini nih…..
- Originaly posted by hangsengnikkei:
ada dasar hukumnya bung zul?
walaupun kesalahan penerapan aturan ada di pihak pemotong jd berimbas kpd penentuan penghasilan dari pihak yg dipotong?Yah mau bagaimana lagi rekans, Berarti kesalahan bukti potong ini harus di kreditkan kan? karena bukan Final. kecuali kalo bisa diubah ke final
Salam,
- Originaly posted by hangsengnikkei:
ada dasar hukumnya bung zul?
walaupun kesalahan penerapan aturan ada di pihak pemotong jd berimbas kpd penentuan penghasilan dari pihak yg dipotong?Yah mau bagaimana lagi rekans, Berarti kesalahan bukti potong ini harus di kreditkan kan? karena bukan Final. kecuali kalo bisa diubah ke final
Salam,
- Originaly posted by Zullyanto:
bukti potong ini harus di kreditkan kan
emgnya kl bukpot itu harus dikreditkan ya?kl ga dikreditkan emgnya ga boleh rekan?
yg saya liat justru permasalahannya adalah menjadi phasilan yg diakui dgn bukti potong yg diterima jd ga match. nah apakah selisih ini menjadikan muncul kewajiban menyetorkan sendiri pph yg dianggap tidak dipotong (akibat salah potong) ataukah bisa kita acuhkan tanpa bukti potong selama jumlah pembayaran yg kita terima benar adanya menunjukkan pembayarannya telah terpotong - Originaly posted by Zullyanto:
bukti potong ini harus di kreditkan kan
emgnya kl bukpot itu harus dikreditkan ya?kl ga dikreditkan emgnya ga boleh rekan?
yg saya liat justru permasalahannya adalah menjadi phasilan yg diakui dgn bukti potong yg diterima jd ga match. nah apakah selisih ini menjadikan muncul kewajiban menyetorkan sendiri pph yg dianggap tidak dipotong (akibat salah potong) ataukah bisa kita acuhkan tanpa bukti potong selama jumlah pembayaran yg kita terima benar adanya menunjukkan pembayarannya telah terpotong - Originaly posted by hangsengnikkei:
emgnya kl bukpot itu harus dikreditkan ya?
menurut saya sih dikreditkan rekan,
Originaly posted by hangsengnikkei:apakah selisih ini menjadikan muncul kewajiban menyetorkan sendiri pph yg dianggap tidak dipotong (akibat salah potong) ataukah bisa kita acuhkan tanpa bukti potong selama jumlah pembayaran yg kita terima benar adanya menunjukkan pembayarannya telah terpotong
kalo menurut saya jadi menyebabkan kewajiban potong pph sendiri karena kekurangan PPh. kalo di acuhkan mungkin saja nanti timbul sanksi kurang bayar rekans.
Salam,