Media Komunitas Perpajakan Indonesia › Forums › PPh Orang Pribadi › Apakah saya kena pph 23?
Saya berencana membukan usaha kecil perorangan persewaan lampu & genset harian , bagaimana penentuan pajaknya ?
Apakah pph 23 sebesar 6% net dari bruto?Bagaimana dengan operatornya yg dibayar harian ? apakah ongkos operator dimasukkan sebagai komponen bruto , sebab biasanya operator dibayar langsung oleh penyewa, tapi dititipkan pada saat pelunasan.
Terima kasih sebelumnya
kalo invoice bapak bukan nama perorangan ya nkena PPh.23 pak.. tarifnya 4,5%.
Tapi kalo invoice bapak a/n perorangan kena pph.21 progresif (minimal kena 5%)Ongkos operator biasanya sih dimasukan ke tagihan (gabung uang sewa+Jasa operator)
Demikian pak Joni
UU PPh yang baru mulai berlaku1 Jan 2009 adalah 2 %…..tetapi PP/Peraturan lainnya untuk pelaksanaannya ….saya belum tahu….
e. Bagi WP pemberi jasa yang semula dipotong PPh Pasal 23 sebesar 15% dari perkiraan penghasilan neto menjadi 2% dari peredaran bruto. Perubahan tarif tersebut dimaksudkan untuk memberikan keseragaman pemotongan pajak yang sebelumnya ada yang didasarkan pada penghasilan bruto dan sebagian didasarkan pada penghasilan neto. Dengan metode ini, penerapan perpajakan diharapkan dapat lebih sederhana dan tarif relatif lebih rendah sehingga dapat meningkatkan kepatuhan WP.Terima kasih banyak buat informasinya
Jadi nanti kalau saya sesudah daftar usaha perorangan ( misal UD ), dan dapat SIUP/NPWP, saya mesti laporannya / isi formulir apa aja ?
Apakah ini sudah termasuk bayar pajak pribadi ( sampai saat ini saya belum punya NPWP : baru lulus kuliah) ?
Salam
Pak joni,
kalo bapak berniat usaha namun belum ber-NPWP, sebaiknya mempunyai NPWP karena di 2009 bapak akan dipotong PPh lebih kecil dibandingkan yang tidak ber-NPWP (Perorangan lebih tinggi 20% dan Badan Usaha lebih tinggi 100%)
U/ pelaporan jika badan usaha bapak berNPWP maka menggunakan formulir 1771 dan 1721. jika npwp bapak perorangan maka menggunakan formulir 1770.
Demikian
Terima kasih Pak Tanugroho , jadi misalkan usaha nantinya begini ,:
Perusahaan perorangan / UD, NPWP pribadi, usaha : persewaan lampu & genset
Modal Rp 400 juta, Omzet bruto Rp 25 juta / bulan, netto Rp. 10 juta/bulan
Pakai pencatatan saja ( bukan pembukuan )Pajaknya berapa sesuai UU pph baru ? 2% x 25jt x12 ?
Adakah pajak lain yang mesti saya bayar ?Maaf saya banyak bertanya, saya mau taat pajak cuma masih takut kalo salah perhitungan
coba mas joni baca dulu UU PPh dan KUP yg baru biar tambah cerah rah…
kalo bapak pakai nama UD.xxxx dikhawatirkan bapak nanti dipotong PPh.23 sedangkan NPWP bapak perorangan. Jadi sebaiknya sih pakai nama pribadi murni saja pak..
Bapak tidak wajib melakukan pembukuan yang akan menjadi basis pengenaan Pajak Penghasilan (PPh) nantinya karena dengan omzet yang bapak sebutkan pak joni termasuk golongan pengusaha kecil, kecuali omzet pak joni 4,8M setahun..pak joni baru wajib pembukuan.
kalau PPh tahunan ya belum bisa ditentukan pak tergantung total omzet bapak diakhir tahun..lebih jelasnya bapak masuk ke Ortax masuk ke tax learning.
demikian pak joniWaduh jadi tambah bingung sehabis saya baca tax learning tadi …. maklum awam, nanya lagi boleh ya ?
Jadi kalau saya bikin usaha UD XYZ ( UMKM ), kena pajaknya 2 kali ? Katanya UMKM malah kena tarif 50% ?
Apa yang dimaksud dengan wajib pajak pribadi sebagai pengusaha tertentu ?
Dimana bisa baca UU PPH dan KUP ( apa itu KUP ? )
Sebelumnya terima kasih banget penjelasannya
Banyak sekali kita jumpai warga bangsa yg seperti Sdr joni2009 ini, tulus ingin taat pajak tapi takut salah hitung. Ketakutan ini mungkin akibat opini dan rumor masyarakat yang cukup lama dan sering dikerjain oleh oknum aparat pajak selama DJP belum modern. Dan, barangkali pula hal tsb membawa dampak, masyarakat berusaha menghimpun dulu data, aturan², kasus², cara² avoidance, dsb sebanyak²nya bahkan redundant dan sering berakibat kebingungan.
Untuk mengurangi resiko akibat bingung dst itu, ada baiknya bila usaha meningkatkan nilai diri dlm pemahaman tata cara berpajak tsb dilakukan secara bertahap (step by step), terukur, dan mumpuni.
Itu semua bisa dilaksanakan di KPP setempat dengan bantuan AR, dan di banyak tempat – terutama memang ya di forum ORTax ini …. he ..he
(malah promosi…)Utk Sdr joni2009, barangkali langkah pertama yang patut dipilih adalah seperti yang Sdr tanugroho471 disampaikan :
Originaly posted by tanugroho471:Pak joni,
kalo bapak berniat usaha namun belum ber-NPWP, sebaiknya mempunyai NPWP…
U/ pelaporan jika badan usaha bapak berNPWP maka menggunakan formulir 1771 dan 1721. jika npwp bapak perorangan maka menggunakan formulir 1770.
Demikian
Mohon koreksi…
- Originaly posted by tanugroho471:
kalo invoice bapak bukan nama perorangan ya nkena PPh.23 pak.. tarifnya 4,5%.
Tapi kalo invoice bapak a/n perorangan kena pph.21 progresif (minimal kena 5%)wah….saya kurang setuju dengan pendapat rekan tanugroho……
kalau objek pajak adalah bersifat pasif income spt jasa persewaan lampu & genset (usaha pak joni) menurut saya harus dikenakan PPh 23 spt sewa kendaraan ke orang pribadi.
bukti potong bisa dikreditkan nantinya di SPT Tahunan.
bgmn pendapat ortaxer……. Pak budi,
saya baru tau tuh pph.23 bisa dikreditkan di SPT tahunan OP. Walapun badan usaha dia tidak ber-NPWP?
Pasif income nggak selalu kena PPh.23 pak,liat2 objeknya dulu..justru biasanya final.