Media Komunitas Perpajakan Indonesia › Forums › PPh Orang Pribadi › NPWP Orang Pribadi
Wajib tidaknya seseorang memiliki NPWP Orang Pribadi
Apa keuntungan dan kerugiannyaLiat aja iklannya di tv mbak.. kan ada tuh yg seorang co lg dikenalin ke ortu si ce.. Nah, si ortu kan nanya NPWP ama tuh co… Jd artinya salah satu keuntungan punya NPWP, calon mertua langsung ok… hehehe…
Kl bicara keuntungan dan kerugiannya pasti panjang ceritanya. Tp yg paling penting setiap orang yang memperoleh penghasilan diatas PTKP wajib mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP. Dan ini sifatnya dapat dipaksakan…
Ada tambahan lain mungkin dari rekan2x…haha, bisa aja pak poerba…
sedikit dari saya:
keuntungannya ya anda sudah terdaftar sebagai Wajib Pajak 😀 tenang gk akan dikejar2x lagi karena sudah melaksanakan kewajibannya..
rugi sih nggak cuma jadi tambah repot aja harus lapor pajak (kewajiban WP lah seperti Lapor SPT) haha..Selamat sore
Jika kita daftar NPWP lewat e-registration pada formulir registrasi WPOP halaman 2 bagian bawah, yang menandatangani pemohon dan pengusul itu siapa? apakah yang daftar WPOP sendiri sebagai pemohon untuk ke-2 nya?
tanda tangan di pemohon aja pak,
pengusul dikosongkan saja….untung atau rugi?
setipis kertas mungkin perbedaan diantara kedua nya hahaha
cuma kalo yang pernah saya denger dari seorang AR di KPP XX, dia bilang gini: kurang ajar banget kalo orang pribadi yang bergaji gede2 tapi nga punya NPWP! mana kontribusi mereka buat negara?!?!?!
jadi intinya: untung nya itu kita berkontribusi buat negara
ruginya: kita terpaksa berkontribusi buat negara hahaha
setipis kertas kan perbedaannya>? hehesaya mau menanyakan tentang fiskal ,karena tiap sya keluar negeri sy diminta fiskal bagaimana kalau tiap bulan bisa bangrut dan hasil pungutan itu untuk apa
Fiscal luar negeri khan bisa dikreditkan di SPT Tahunan kalo menggunakan NPWP Pribadi berarti kredit pajak u/k SPT OP sedangkan kalo menggunakan NPWP Perusahaan jadi kredit pajak buat perusahaan yang menanggung fiscal tersebut
kalau bicara aturan (UU) maka kalau sudah memenuhi syarat subyektif dan obyektif wajib npwp : syarat subyektif lahir dan bertempat tinggal di Indonesia, syarat obyektif yaitu mendapat penghasilan di Indonesia jadi kedua syarat tersebut harus terpenuhi. Manfaatnya : kalau mau hutang bank bisa, menurut saya banyak kerugiannya bernpwp, kalau menurut saya tidak ada untungnya bernpwp malah jadi repot kalau bisa tidak bernpwp mending ya tidak npwp
Keuntungannya yakni (pasca disahkannya RUU PPh) akan ada banyak insentif yang akan diberikan pemerintah bagi orang pribadi yang memiliki NPWP. Mulai dari pembebasan fiskal luar negeri, pengenaan tarif atas PPh 21 yang lebih kecil dibandingkan bila tidak punya NPWP, punya kontribusi kepada negara selaku warga negara yang baik.
Kerugiannya yakni setiap penghasilan yang kita peroleh (apabila istri berpenghasilan dan tidak pisah harta akan digabungkan dengan penghasilan suami) maka akan dikenai pajak. Bahkan pemberian dari saudara sekalipun diluar hubungan istimewa OP (di luar 1 derajat ke atas dan bawah serta ke samping) akan dikenai pajaknya. Misal: pemberian dari paman. Selain itu, kalo kita mau jujur hampir semua penghasilan kita (baik kecil ataupun besar) akan dikenai pajak. Apalagi pajak yang telah kita bayarkan sejatinya untuk kepentingan publik, akan tetapi saat ini kepentingan publik beberapa masih terpinggirkan. Contoh: jalan masih rusak, pelayanan birokrasi yang masih buruk dan sebagainya.
Terkait dengan adanya Sunset Policy, apakah bagi WPOP yang baru mendaftarkan diri di tahun 2008, maka kewajiban pajaknya atas tahun pajak 2007, 2006 dst atw? Dihitung mundur 5 tahun atau 10 tahun pasca memenuhi kewajiban pajak subjektif dan objektif?
Gimana kalo bukti potong PPh 21 beberapa tahun lalu hilang (misal th 2006)? Apakah masih bisa menjadi kredit pajak?
kalo ini sich aktual di perush saya,
semua karyawan&karyawati di potong pph21 baik yang punya npwp ato tidak punya npwp. bedanya kalo yang punya npwp berarti setor ke negara atas nama wp, tapi kalo tidak punya npwp berarti setor ke negara atas nama perush.
nach kalo punya npwp bisa lapor tiap tahun untuk ngebuktiin kalo duit yang diptong sama perus udah disetorin (karena ada perush yang motong pajak tapi gak di setorin kenegara)
nach kalo gak punya npwp kan gak bisa apa2 cuman tahu dipotong pajak aja tiap bulan.kalau menurut saya punya NPWP balik lagi ke diri kita masing….
emang kalo kita hanya pegawai dari satu pemberi kerja dan tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, juga kalo anda dalam 3-5 tahun ke depan tidak ingin pergi kel luar negeri atau ingin pinjam uang ke bank maka sebaiknya tidak usah ber-NPWP karena percuma cape-capein aja dengan segala kewaiban penyampaian SPT dan lain-lainnya karena pajak anda (PPh) pasti nihil….karena jumlah pajak terutang sama dengan hjumlah pajak yang telah dipotong pemberi kerja….INGAT dengan tidak ber-NPWP bukan berarti kita tidak menunaikan kewajiban kita sebagai rakyat yang memenuhi syarat objektif (menerima penghasilan diatas PTKP), kita tetap menunaikannya tetapi melalui perusahaan. Kewajiban Pajak kita tidak timbul atas kepemilikan NPWP tetapi atas Objek yang ada pada diri kita (OP/Subjek Pajak)