• isu-isu PPh??

     suyanto99 updated 16 years, 3 months ago 8 Members · 11 Posts
  • JocieCute

    Member
    13 September 2008 at 1:03 pm

    Apa isu-isu terbaru terkait dengan PPh???

  • JocieCute

    Member
    13 September 2008 at 1:03 pm
  • okamamenza

    Member
    13 September 2008 at 2:00 pm

    setau saya untuk tahun 2009 tingkatan tarifnya op berubah, dari 5 tingkat menjadi 4 tngkatan,trus
    untuk badan menjadi tarif tunggal, kalo ga salah 28%, dan untuk tahun 2010 menjadi 25%.

  • zhw

    Member
    14 September 2008 at 10:04 am

    Setau saya untuk FLN cuma diperuntukkan bagi yang berumur 21 th ke atas dan ga punya NPWP..

  • caktirawan

    Member
    14 September 2008 at 10:46 am

    banyak,diantaranya :
    perubahan PTKP, perubahan tarif PPh Badan, perubahan tarif PPh antara yang ber-NPWP dan tidak, surplus BI yang menjadi obyek pajak dll

  • Dasawa

    Member
    14 September 2008 at 11:25 pm

    sanksi dan tarif pajak bagi Subjek Pajak yang tidak berNPWP lebih besar 100% dari Subjek Pajak yang telah berNPWP

  • Koostadi S

    Member
    15 September 2008 at 10:15 am

    isu-isu yang dikemukakan oleh rekan-rekan tsb diatas yaitu mengenai tingkatan tarif, Perubahan PTKP, Tarif pajak pajak yg tdk ber NPWP lebih besar,yg punya NPWP bebas Fiscal menurut saya sudah bukan isu tetapi sudah menjadi pasti karena RUU nya sudah disahkan Oleh DPR tgl 2 Maret.

    mohon koreksi

  • RITZKY FIRDAUS

    Member
    15 September 2008 at 11:18 am

    Dear friend Jocie Cute

    Bersama ini disampaikan mengenai Isu PPh sebagai berikut:

    Pokok-Pokok Pikiran yang mendasarai UU PPh yang baru sebagai berikut:

    PENURUNAN TARIP PPh

    Penurunan tarif PPh dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan tarif PPh yang berlaku di negara-negara tetangga yang relatif lebih rendah, meningkatkan daya saing di dalam negeri, mengurangi beban pajak dan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak (WP).

    Bagi WP orang pribadi, tarif PPh tertinggi diturunkan dari 35% menjadi 30% dan menyederhanakan lapisan tarif dari 5 lapisan menjadi 4 lapisan, namun memperluas masing-masing lapisan penghasilan kena pajak (income bracket), yaitu lapisan tertinggi dari sebesar Rp 200 juta menjadi Rp 500 juta.

    Bagi WP badan, tarif PPh yang semula terdiri dari 3 lapisan, yaitu 10%, 15% dan 30% menjadi tarif tunggal 28% di tahun 2009 dan 25% tahun 2010.

    Penerapan tarif tunggal dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan prinsip kesederhanaan dan international best practice. Selain itu, bagi WP badan yang telah go public diberikan pengurangan tarif 5% dari tarif normal dengan kriteria paling sedikit 40% saham dimiliki oleh masyarakat.

    Insentif tersebut diharapkan dapat mendorong lebih banyak perusahaan yang masuk bursa sehingga akan meningkatkan good corporate governance dan mendorong pasar modal sebagai alternatif sumber pembiayaan bagi perusahaan.

    Bagi WP UMKM yang berbentuk badan diberikan insentif pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif normal yang berlaku terhadap bagian peredaran bruto sampai dengan Rp 4,8 miliar.

    Pemberian insentif tersebut dimaksudkan untuk mendorong berkembangnya UMKM yang pada kenyataannya memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian di Indonesia.

    Pemberian insentif juga diharapkan dapat mendorong kepatuhan WP yang bergerak di UMKM.

    Bagi WP orang pribadi Pengusaha Tertentu, besarnya angsuran PPh Pasal 25 diturunkan dari 2% menjadi 0,75% dari peredaran bruto. Penurunan tarif tersebut dimaksudkan untuk membantu likuiditas WP dengan pembayaran angsuran pajak yang lebih rendah serta memberikan kepastian dan kesederhanaan penghitungan PPh.

    Bagi WP pemberi jasa yang semula dipotong PPh Pasal 23 sebesar 15% dari perkiraan penghasilan neto menjadi 2% dari peredaran bruto. Perubahan tarif tersebut dimaksudkan untuk memberikan keseragaman pemotongan pajak yang sebelumnya ada yang didasarkan pada penghasilan bruto dan sebagian didasarkan pada penghasilan neto. Dengan metode ini, penerapan perpajakan diharapkan dapat lebih sederhana dan tarif relatif lebih rendah sehingga dapat meningkatkan kepatuhan WP.

    Bagi WP penerima dividen yang semula dikenai tarif PPh progresif dengan tarif tertinggi sampai dengan 35%, menjadi tarif final 10%. Penurunan tarif tersebut dimaksudkan mendorong perusahaan untuk membagikan dividen kepada pemegang saham, mendorong tumbuhnya investasi di Indonesia karena dikenakan tarif lebih rendah dan meningkatkan kepatuhan WP.

    FISKAL LUAR NEGERI

    Bagi WP yang telah mempunyai NPWP dibebaskan dari kewajiban pembayaran fiskal luar negeri sejak 2009, dan pemungutan fiskal luar negeri dihapus pada 2011. Pembayaran fiskal luar negeri adalah pembayaran pajak di muka bagi orang pribadi yang akan bepergian ke luar negeri. Kebijakan penghapusan kewajiban pembayaran fiskal luar negeri bagi WP yang memiliki NPWP dimaksudkan untuk mendorong WP memiliki NPWP sehingga memperluas basis pajak. Diharapkan pada 2011 semua masyarakat yang wajib memiliki NPWP telah memiliki NPWP sehingga kewajiban pembayaran fiskal luar negeri layak dihapuskan.

    PERUBAHAN PTKP

    Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) untuk diri WP orang pribadi ditingkatkan sebesar 20% dari Rp 13,2 juta menjadi Rp 15,84 juta, sedangkan untuk tanggungan istri dan keluarga ditingkatkan sebesar 10% dari Rp 1,2 juta menjadi Rp 1,32 juta dengan paling banyak 3 tanggungan setiap keluarga. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan PTKP dengan perkembangan ekonomi dan moneter serta mengangkat pengaturannya dari peraturan Menteri Keuangan menjadi undang-undang.

    Penerapan tarif pemotongan/pemungutan PPh yang lebih tinggi bagi WP yang tidak memiliki NPWP.

    Bagi WP penerima penghasilan yang dikenai pemotongan PPh Pasal 21 yang tidak mempunyai NPWP dikenai pemotongan 20% lebih tinggi dari tarif normal.

    Bagi WP menerima penghasilan yang dikenai pemotongan PPh Pasal 23 yang tidak mempunyai NPWP, dikenai pemotongan 100% lebih tinggi dari tarif normal.

    Bagi WP yang dikenai pemungutan PPh Pasal 22 yang tidak mempunyai NPWP dikenakan pemungutan 100% lebih tinggi dari tarif normal.

    Perluasan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. dimaksudkan bahwa pemerintah memberikan fasilitas kepada masyarakat yang secara nyata ikut berpartisipasi dalam kepentingan sosial, dengan diperkenankannya biaya tersebut sebagai pengurang penghasilan bruto.

    Sumbangan dalam rangka penganggulangan bencana nasional dan infrastruktur sosial.

    Sumbangan dalam rangka fasilitas pendidikan, penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia.

    Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga dan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia.

    PENGECUALIAN OBYEK PPh

    Sisa lebih yang diterima atau diperoleh lembaga atau badan nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan atau bidang penelitian dan pengembangan yang ditanamkan kembali paling lama dalam jangka waktu 4 tahun tidak dikenai pajak.

    Beasiswa yang diterima atau diperoleh oleh penerima beasiswa tidak dikenai pajak.

    Bantuan atau santunan yang diterima dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial tidak dikenai pajak.

    Surplus Bank Indonesia ditegaskan sebagai objek pajak.

    Aturan ini dimaksudkan untuk memberikan penegasan terhadap penafsiran yang berbeda tentang surplus BI. Menurut UU No.7 Tahun 1983 tentang PPh, pengertian penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh WP dengan nama dan dalam bentuk apapun.

    Dengan demikian surplus BI adalah tambahan kemampuan ekonomis yang termasuk objek PPh yang diatur dalam UU PPh.

    Jenis Perusahaan Pertambangan diatur pada aturan tersendiri.
    Peraturan perpajakan untuk industri pertambangan minyak dan gas bumi, bidang usaha panas bumi, bidang usaha pertambangan umum termasuk batubara dan bidang usaha berbasis syariah, diatur tersendiri dengan Peraturan Pemerintah.

    Demikian informasi untuk friend, semoga bermanfaat.

    Regard's

    RITZKY FIRDAUS.

  • Dasawa

    Member
    15 September 2008 at 3:20 pm
    Originaly posted by Koostadi S:

    isu-isu yang dikemukakan oleh rekan-rekan tsb diatas yaitu mengenai tingkatan tarif, Perubahan PTKP, Tarif pajak pajak yg tdk ber NPWP lebih besar,yg punya NPWP bebas Fiscal menurut saya sudah bukan isu tetapi sudah menjadi pasti karena RUU nya sudah disahkan Oleh DPR tgl 2 Maret.

    bukannya, Selasa (2/9/2008), tapi sampai sekarang belum ditandatangani Presiden SBY, jadi belum ada nomornya tuh Undang-undang.

  • JocieCute

    Member
    15 September 2008 at 3:43 pm

    APa Keuntungan&kerugian penetapan PPh flat 28%…??

  • suyanto99

    Member
    15 September 2008 at 3:46 pm

    Kenapa yah belum di ttd oleh Presiden? UU tsb kan vital, jadi pasti ada sosialisasi dari DJP.
    Jangan-jangan ntar ditanda-tangani diakhir tahun. Pusing deh kita sebagai WP.
    Sala ORTax…

Viewing 1 - 11 of 11 replies

Original Post
0 of 0 posts June 2018
Now