Media Komunitas Perpajakan Indonesia › Forums › Lain-lain › Harga Tiket Pesawat Melonjak, Bisnis Travel Menjerit.
Harga Tiket Pesawat Melonjak, Bisnis Travel Menjerit.
Sejak masa high season bulan Desember tahun lalu, harga tiket penerbangan domestik belum mengalami penurunan ke posisi normal seperti biasa hingga saat ini, sehingga sangat menyulitkan bagi industri pariwisata saat ini.
Menyikapi mahalnya harga tiket domestik ini, berbagai strategi dimainkan oleh pengguna layanan dari berbagai destinasi di Indonesia, mulai dari menghindari naik pesawat dengan menaiki bus umum hingga terbang dengan pesawat asing dengan cara transit di luar negeri. Misalkan penumpaang dari Banda Aceh yang ingin terbang ke Jakarta, mereka menaiki pesawat Airasia ke Kuala Lumpur dan berlanjut dengan Airasia ke Jakarta. Biayanya jauh lebih murah dibandingkan pesawat langsung dengan penerbangan domestik. Logikanya di mana? Kenapa pesawat milik negara asing bisa terbang dengan biaya lebih rendah, sementara pesawat milik Indonesia tidak bisa menjual di harga yang sama, padahal dulu bisa di harga yang sama.
Bagi kami di Medan dan Sumatera Utara, yang merasakan efek dari harga tiket mahal ini bukan hanya industri pariwisata yang sifatnya tour operator saja, melainkan semua stake holder seperti hotel, restoran, dan toko souvenir lainnya. https://wisatamurahmeriah.com yang dulu begitu lancar, saat ini hanya ada tamu asing yang tidak menggunakan penerbangan domestik. Betapa banyak group tour yang terpaksa batal karena lonjakan harga tiket di luar perkiraan mereka.
Kita bisa melihat berapa banyak transport pariwisata yang menganggur akibat layanan https://wisatamurahmeriah.com tidak berjalan dengan semestinya. Bagaimana suasana hotel dan penginapan di Parapat dan Samosir karena https://wisatamurahmeriah.com yang biasanya rame menjadi layu dan hening. Belum lagi jasa pemandu wisata yang biasanya berkeliaran di semua destinasi, saat ini mereka hanya bisa berkumpul sambil bercengkerama di pos masing-masing.
https://wisatamurahmeriah.com saat ini terlihat sepi dan lengang, begitu juga paket city tour medan yang biasanya rame. Entah sampai kapan keadaan ini akan berlangsung, tak ada yang mengerti. Kalau keadaan ini terus berlanjut, sangat dikhawatirkan terjadi pengurangan pegawai mulai dari travel agent, hotel, restoran yang disebabkan ketidakmampuan mereka untuk mengatasi kebutuhan biaya operasional.
Kita semua berharap semoga persoalan ini segera dapat diatasi, sehingga kejayaan pariwisata kembali dapat bersinar seperti masa sebelumnya.