Media Komunitas Perpajakan Indonesia Forums Bahas Berita Fokus Kembangkan Industri Furnitur, Kemenperin Siapkan Fasilitas Insentif Pajak!

  • Fokus Kembangkan Industri Furnitur, Kemenperin Siapkan Fasilitas Insentif Pajak!

     almirasabrina updated 5 years, 10 months ago 3 Members · 6 Posts
  • dianarahmasari

    Member
    6 November 2018 at 8:44 am
  • dianarahmasari

    Member
    6 November 2018 at 8:44 am

    JAKARTA – Kementerian Perindustrian mengaku tengah fokus mengembangkan teknologi disain industri mebel, melalui computer-aided design (CAD) dan computer-aided manufacturing (CAM) yang terintegrasi jaringan internet. Pengembangan ini sesuai dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) Tahun 2015-2035.

    "Untuk industri furnitur, teknologi finishing dan desain jadi perhatian untuk dikembangkan," kata Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono melalui keterangannya di Jakarta, Senin.

    Strategi ini pun sejalan dengan roadmap Making Indonesia 4.0 yang berisi arah dan strategi bagi pergerakan industri Indonesia di masa depan. Menurut Sigit, kebijakan pengembangan industri mebel mendorong modernisasi peralatan mebel dan pengolahan kayu dan menarik investor baru di bidang furnitur.

    Selain itu, hal lain yang menurutnya juga dilakukan Kemenperin adalah, memfasilitasi keikutsertaan pelaku industri mebel pada pameran baik di dalam maupun di luar negeri, penyiapan konsep sistem logistik bahan baku nasional, serta pemberian fasilitas insentif pajak kepada industri furnitur.

    Untuk diketahui, pemerintah tengah menggenjot ekspor industri mebel, mengingat Indonesia merupakan negara penghasil bahan baku rotan. Ekspor industri mebel pada 2015 mencapai sebesar US$1,71 miliar. Kemudian pada 2016 menjadi US$1,61 miliar dan US$1,63 miliar pada 2017.

    Sementara itu, nilai perdagangan mebel dunia berdasarkan data Centre for Industrial Studies (CSIL) tercatat sebesar US$130 miliar pada 2015. Selanjutnya menjadi US$131 miliar pada 2016, dan US$138 miliar di 2017.

    Ekspansi Ke Palu
    Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengajak pelaku industri pengolahan rotan yang beroperasi di Pulau Jawa untuk berekspansi usaha di Palu, Sulawesi Tengah.

    "Kami ingin mengajak industri furnitur yang ada di Cirebon ini untuk berangkat ke Palu dan melihat sumber bahan baku rotan yang melimpah di sana," katanya saat mengunjungi beberapa pabrik furnitur di Cirebon, Jawa Barat, akhir pekan lalu.

    Airlangga menyampaikan, Palu memiliki Pusat Inovasi Rotan Nasional (Pirnas) yang dapat dimanfaatkan para pelaku usaha. "Kami meminta sebagian proses awal pengerjaan furnitur dikerjakan di Palu untuk menjadi bagian rekonstruksi Palu," ujarnya.

    Airlangga menyampaikan, pemerintah telah membangun berbagai fasilitas untuk mendukung produksi furnitur di Palu. Beberapa fasilitas tersebut di antaranya area produksi, alat produksi hingga gudang untuk menyimpan produk yang telah selesai diproduksi.

    "Bahasa jelasnya pabriknya pemerintah yang bangun. Tinggal mereka bawa orang bikin komponen di sana. Sehingga, di sini (Cirebon) tinggal tahap penyelesaian," ungkapnya.

    Pirnas yang diharapkan mampu mendorong industri rotan nasional dengan mengembangkan desain-desain furnitur baru dan inovatif berbahan dasar rotan. Keberadaan Pirnas menjadi bagian dari langkah pemerintah membangun industri pengolahan berbasis agro di Palu, di tengah penetapannya sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK).

    Sekaxar informasi, mayoritas atau sekitar 85% bahan baku rotan di seluruh dunia dihasilkan dari Indonesia. Airlangga pun optimistis, industri furnitur nasional khususnya berbasis rotan akan mampu kompetitif di pasar global melalui desain dan kualitasnya.

    PIRNas sendiri telah memberikan pelatihan sebanyak 100 desainer, mahasiswa desain dan pelaku industri rotan. Sebanyak 100 inovasi desain furnitur rotan telah dihasilkan, di mana 15 di antaranya sudah didaftarkan HaKI-nya, serta beberapa meraih penghargaan desain dari pameran internasional.

    Selanjutnya, ada tiga desain PIRNAS yang sudah diproduksi secara masal untuk pasar nasional dan internasional. Hingga saat ini, PIRNas telah membina sebanyak 23 IKM di Palu, dan sudah memberikan pelatihan produksi untuk 140 IKM di Mamuju, Maluku Tengah, Morowali dan Palu.

    Kemenperin mencatat, penyerapan tenaga kerja di industri furnitur nasional sebanyak 101.346 orang pada tahun 2016 dan diproyeksi akan mencapai 202.692 orang tahun 2018. (Faisal Rachman)

    Sumber: https://www.validnews.id/Kemenperin-Fokus-Kembangk an-Teknologi-Desain-Industri-Mebel-Zhu

  • jajamiharja

    Member
    6 November 2018 at 9:02 am
    Originaly posted by dianarahmasari:

    Airlangga menyampaikan, Palu memiliki Pusat Inovasi Rotan Nasional (Pirnas) yang dapat dimanfaatkan para pelaku usaha. "Kami meminta sebagian proses awal pengerjaan furnitur dikerjakan di Palu untuk menjadi bagian rekonstruksi Palu," ujarnya.

    Idenya bagus sih ini, perlu didukung lagi supaya rekonstruksi lebih cepat

  • jajamiharja

    Member
    6 November 2018 at 9:07 am
    Originaly posted by dianarahmasari:

    serta pemberian fasilitas insentif pajak kepada industri furnitur.

    Cuma yo memang agak bingung kenapa dia yg bilang gini ya rekan, apakah scopenya?

  • almirasabrina

    Member
    6 November 2018 at 9:13 am
    Originaly posted by dianarahmasari:

    Selain itu, hal lain yang menurutnya juga dilakukan Kemenperin adalah, memfasilitasi keikutsertaan pelaku industri mebel pada pameran baik di dalam maupun di luar negeri, penyiapan konsep sistem logistik bahan baku nasional, serta pemberian fasilitas insentif pajak kepada industri furnitur.

    Saya mendukung program pemerintah yg kaya gini nih

  • almirasabrina

    Member
    6 November 2018 at 9:13 am

    Kalo industrinya maju, pajaknya kan juga ada, ya gak?

Viewing 1 - 6 of 6 replies

Original Post
0 of 0 posts June 2018
Now